Damaskus, 21 Shafar 1438/21 November 2016 (MINA) – Pemerintah Suriah menginginkan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Donald Trump untuk mengakhiri dukungannya terhadap kelompok-kelompok oposisi bersenjata di Suriah.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al-Moallem pada Ahad (20/11) mengatakan, ia berharap presiden baru AS akan mengekang kekuatan regional yang mendukung oposisi Suriah, seperti Arab Saudi, Turki dan Qatar.
“Apa yang kita inginkan dari pemerintahan baru bukan hanya menghentikan dukungannya (untuk kelompok-kelompok bersenjata), tapi juga untuk mengekang kekuatan-kekuatan regional yang mendukung kelompok-kelompok (oposisi), kita harus menunggu,” kata Moaellem selama konferensi pers yang disiarkan televisi di Damaskus. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Presiden terpilih Trump belum mengumumkan perubahan kebijakan AS di Timur Tengah atau menunjuk Menteri Luar Negeri.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Namun, Trump sebelumnya mengisyaratkan untuk memperbaiki hubungannya dengan Rusia yang berperang untuk pemerintah Presiden Bashar Al-Assad.
Dalam kampanyenya, Trump juga menyerang kebijakan pemerintahan Barack Obama yang mendukung kelompok oposisi Suriah yang moderat dan berjanji untuk fokus pada upaya melawan kelompok Islamic State (ISIS).
Awal proyek bernilai $ 500 juta yang Pentagon melatih anggota oposisi Suriah, telah banyak dikritik ketika AS mengakui kegagalannya dalam merekrut sejumlah besar militan untuk dibawa kendali AS.
Sebuah kelompok oposisi yang dilatih oleh AS juga terungkap menyerahkan amunisi dan peralatan lainnya kepada kelompok afiliasi Al-Qaedah di Suriah, yaitu Nusra Font. (T/P001/R02)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)