PEMILU MYANMAR ‘BEBAS MUSLIM’

Pedagang di Myanmar menjual kaos bergambar Aung San Suu Kyi dengan slogan "Kita harus menang". (Foto: Paula Bronstein/Getty Images)
Pedagang di Myanmar menjual kaos bergambar dengan slogan “Kita harus menang”. (Foto: Paula Bronstein/Getty Images)

Naypyidaw, 16 Muharram 1437/29 Oktober 2015 (MINA) – Partai oposisi utama Myanmar yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi, sengaja melewatkan kandidat menjelang pemilu 8 November 2015.

Anggota senior partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mengatakan kepada Satuan Investigasi Al Jazeera dalam status anonimitas, Suu Kyi memerintahkan “pembersihan Islam” dalam partainya untuk menenangkan tumbuhnya sentimen anti-Muslim yang dihasut oleh kelompok Budha nasionalis garis keras.

Tidak seorang pun dari 1.151 kandidat NLD untuk pemilihan regional dan nasional adalah seorang Muslim, meskipun ada sekitar lima juta Muslim atau antara 4 hingga 10 persen dari jumlah penduduk negara itu.

Di kubu penguasa, Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu (USDP) yang didukung militer, tidak ada pula kandidat dari kalangan Muslim.

Padahal, pemilu 8 November adalah pemilu pertama di negara itu yang “konon” umum, bebas dan adil dalam 25 tahun.

Komisi pemilihan umum setempat dilaporkan telah menolak puluhan calon Muslim di mana pemerintah menyangkal bahwa orang tua mereka adalah warga negara Myanmar.

“Saya pikir Suu Kyi sedikit khawatir tentang Ma Ba Tha, sehingga memilih pembersihan Islam di sini,” kata sumber itu.

Ma Ba Tha adalah gerakan Budhis ultranasionalis yang juga dikenal sebagai Asosiasi Perlindungan Ras dan Agama yang anggotanya vokal dengan pidato kebencian menyerang etnis minoritas Muslim Rohingya.

“Orang Islam telah dianiaya,” kata sumber itu, Al Jazeera melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). “Sebuah partai harus memiliki semua jenis orang dan segala macam agama.”

Win Htein, anggota senior NLD yang mengkoordinir kampanye mengatakan, partainya memutuskan untuk mengamankan kesempatan terbaik untuk menang, di mana Muslim harus ditinggalkan. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rudi Hendrik

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0