London, MINA – Penjabat pemimpin gerakan oposisi Ikhwanul Muslimin Mesir Ibrahim Munir telah meninggal di London, Inggris pada usia 85 tahun.
Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan, Munir meninggal pada Jumat pagi (4/11) di rumahnya di London, tempat dia tinggal di pengasingan.
Munir menjadi penjabat pemimpin Ikhwanul dua tahun lalu, setelah penahanan wakil pemimpinnya Mahmoud Ezzat pada tahun 2020.
Ketua kelompok itu, Mohammed Badie, termasuk di antara ribuan yang ditahan pada musim panas 2013, ketika Menteri Pertahanan saat itu, Abdel Fattah el-Sisi, memimpin kudeta terhadap pendahulunya yang terpilih secara demokratis Mohamed Morsi, seorang anggota senior Ikhwanul.
Baca Juga: Utusan PBB Peringatkan Pengungsi Tidak Kembali Dulu ke Suriah
Kelompok tersebut telah mendukung pemberontakan pro-demokrasi 2011 melawan mendiang Presiden Hosni Mubarak, dan memenangkan pemilu berturut-turut sebagai kelompok politik terorganisir terbesar di negara itu pada saat itu.
Munir dua kali dipenjara di Mesir pada 1950-an dan 1960-an, menjalani 10 tahun penjara karena aktivisme dan telah tinggal di pengasingan selama 40 tahun terakhir.
Dalam sebuah wawancara pada bulan Juli, Munir telah mengumumkan bahwa Ikhwanul Muslimin, yang sekarang dilarang oleh pemerintahan Presiden Sisi, tidak akan melancarkan perebutan kekuasaan baru meskipun gerakan tersebut masih mengklaim memiliki dukungan luas. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Israel Serang Suriah 300 Kali Sejak Assad Jatuh, Situs Militer Jadi Sasaran
Mi’raj News Agency (MINA)