Pemimpin Jama’ah Muslimin Jabodetabek Curiga Ada “Modus” di Balik Pembunuhan di Al-Aqsha

.(Foto: Gazapost)

Jakarta, MINA – Terkait insiden pembunuhan di kompleks Masjid Al-Aqsha yang memicu penutupan masjid oleh Israel dan pembatasan ketat bagi jemaah Muslim Palestina, Pemimpin Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jabodetabek mencurigai adanya “modus” untuk menguasai kiblat pertama dalam Islam itu.

“Mungkin ini modus Israel untuk menguasai Masjid Al-Aqsha. Dengan kejadian ini, Israel bisa berdalih untuk memasang kamera. Kejadian ini harus diinvestigasi. Minimal Al-Aqsha dibagi dua (oleh Israel),” kata Sakuri kepada MINA melalui telepon pada Selasa (25/7) pagi.

Ketegangan yang memuncak di kompleks Al-Aqsha dan sekitarnya di Al-Quds (Yerusalem), dipicu oleh pembunuhan terhadap dua polisi Israel oleh tiga warga Arab Israel pada Jumat tanggal 14 Juli.

Ketiga pelaku kemudian melarikan diri ke dalam kompleks suci umat Islam sebelum ditembak mati oleh pasukan Yahudi di sana.
Sakuri menduga demikian karena ia merujuk pada kitab suci Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 120.

“Yahudi tidak akan pernah rida. Jadi, Allah sedang diperangi oleh Yahudi dengan cara merusak rumah-Nya,” katanya.

Pria berusia 57 tahun ini mengisahkan saat dirinya berziarah ke Masjid Al-Aqsha pada tahun 2006. Ketika berkunjung ke Masjid Ibrahimi di Hebron, Tepi Barat, ia bersama jemaah lain asal Indonesia menyaksikan masjid telah dikavling menjadi dua, berbagi dengan warga Yahudi yang juga beribadah di sisi lain masjid.

“Minimal Masjid Al-Aqsha dibagi dua seperti itu,” tambahnya. (L/RI-1/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.