Pemimpin Palestina Marah Atas Penahanan Anggota Parlemen Khalida Jarrar

Bethlehem, 9 Syawwal 1438/3 Juli 2017 (MINA) – Kepemimpinan politik Palestina telah bereaksi dengan kemarahan atas penahanan aktivis hak asasi manusia dan anggota Palestina , yang ditahan pasukan Israel setelah diambil dari rumahnya di Ramallah, Ahad (2/7/2017), sesaat setelah terjadinya  serangan militer.

Kepala Urusan Tahanan Palestina Issa Qaraqe mengutuk Israel karena menahan Khalida Jarrar, anggota sayap kanan Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang juga Ketua Komisi Penganiayaan PLC, dan adalah wakil ketua dari Dewan Direksi Kelompok HAM Palestina Addameer.

Qaraqe mengatakan, penahanan Jarrar kali ini terjadi lebih dari setahun setelah ia dibebaskan dari tahanan Israel.

“Ini pelanggaran hukum internasional atas kekebalan yang dimiliki anggota parlemen terpilih,” ujarnya, Ma’an News yang dikutip MINA.

Dia menuntut agar semua parlemen Arab dan asing melakukan intervensi dan bekerja untuk keamanan Khalida Jarrar, serta melepas 12 anggota PLC lainnya yang saat ini dipenjara oleh Israel.

Menurut Qaraqe, pasukan Israel telah menahan sekitar 70 deputi sejak 2002, setara dengan sekitar setengah dari jumlah total anggota PLC.

Dia menyoroti penargetan anggota parlemen perempuan selama bertahun-tahun, termasuk Majida Fida dan Samira Halaika.

Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengeluarkan sebuah pernyataan menyesalkan penahanan ketua Komite Perempuan Palestina Khitam Saafin di Beituniya pada malam yang sama dengan penahanan Jarrar.

“Kami memprotes penangkapan anggota parlemen Palestina dan aktivis perempuan, serta penahanan pemimpin politik dan masyarakat sipil Palestina,” ujar Ashrawi.

Ia menambahkan bahwa, “Jelas, penangkapan politik ini merupakan bukti lebih lanjut bahwa sistem peradilan di Israel tidak memiliki hubungan dengan keadilan.”

Segera Bebaskan

Anggota Komite Eksekutif PLO menyerukan agar Jarrar segera dibebaskan, dengan mengatakan: “Israel tidak boleh diberi kebebasan untuk melakukan dehumanisasi terhadap orang-orang Palestina dan secara sistematis merampas hak-hak dasar dan kehidupan mereka.”

Menanggapi penahanan tersebut, PFLP mengatakan, “Ini tidak akan menghentikan PFLP untuk terus berperan dalam perlawanan terhadap pendudukan dan menghadapi kejahatan yang mencoba melemahkan tujuan Palestina.”

PFLP mendesak massa Palestina untuk meningkatkan dukungan bagi tahanan politik di penjara-penjara Israel, terutama untuk Jarrar, Saafin, dan Muhammad Allan, yang melakukan mogok makan selama 25 hari.

Uni Komite Wanita Palestina dengan keras mencela penangkapan Khalida Jarrar, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh jaringan solidaritas tahanan Palestina Samidoun.

Serikat pekerja tersebut menggambarkan penahanan politik pemimpin gerakan perempuan tersebut sebagai “bagian dari banyak upaya untuk membungkam suara Palestina dan perjuangan rakyat Palestina.”

Front Serikat Buruh Progresif di Palestina juga mengeluarkan sebuah pernyataan tentang penahanan Jarrar dan Saafin oleh pasukan Israel.

“Penangkapan ini bersifat rasis, tindakan fasis bertujuan untuk membungkam suara kebenaran,” katanya. (T/RS2/P1)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Ali Farkhan Tsani

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.