Pemimpin Kudeta Turki Pernah Jadi Atase Militer di Israel

Istanbul, 12 Syawwal 1437/17 Juli 2016 (MINA) – Sebanyak enam komandan militer senior ditangkap sehubungan dengan upaya kudeta yang gagal dimulai Jumat (15/7) malam, termasuk mantan Panglima Angkatan Udara, Jenderal Akin Öztürk, yang sebelum itu pernah menjabat  Atase Militer di Kedubes di pada 1998-2000.

Militer Turki dan Israel mempunyai hubungan dekat karena sama-sama sekutu dekat Amerika Serikat dan Turki adalah anggota Persekutuan Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang beranggotakan Amerika Serikat bersama negara-negara barat di Eropa.

Harian Israel Haaretz mengabarkan, Öztürk, 64 tahun, yang sesudah bertugas di Israel menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara Turki, pada tahun lalu mengundurkan diri sebagai Panglima Angkatan Udara, namun ia masih menjabat di Dewan Agung Militer Turki.

Kantor Kejaksaan Turki telah mengumumkan bahwa Jenderal Öztürk dan rekan-rekannya yang terlibat upaya kudeta Jumat malam akan diadili atas tuduhan pengkhianatan.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan kepada Televisi Publik Turki bahwa komplotan tidak dapat dijatuhi hukuman mati, berdasarkan konstitusi Turki yang berlaku sekarang, tetapi ia menambahkan perubahan konstitusi yang akan memungkinkan dijatuhkannya hukuman mati.

“Untuk mencegah jangan terjadi lagi kudeta di masa depan,” tambahnya.

Setidaknya lima jenderal lainnya ditahan sehubungan dengan kudeta, termasuk Komandan Angkatan Darat Kedua, Jenderal Adem Huduti, petugas paling senior yang ditangkap sejauh ini. Angkatan Darat Kedua Turki ini, berbasis di Malatya, melindungi perbatasan Turki dengan Suriah, Irak, dan Iran. Komandan Malatya Garrison Avni Angun, dan Komandan Angkatan Darat Ketiga Erdal Öztürk juga ditahan, demikian Hurriyet melaporkannya.

Polisi Turki pada Sabtu juga menangkap dua anggota mahkamah konstitusi negara itu, tokoh-tokoh peradilan paling senior di antara sejumlah ditahan sejauh berikut kudeta. Pada saat yang sama, pemerintah Turki juga telah menangkap 10 anggota Dewan Negara, pengadilan administrasi negara, dan sedang mencari 140 anggota pengadilan kasasi, penyiar NTV melaporkannya.

Pemerintah Turki memerintahkan 2.745 hakim dan jaksa untuk ditahan.

Pasukan yang setia kepada pemerintah Turki bergerak cepat pada hari Sabtu untuk menghancurkan sisa-sisa terakhir dari upaya kudeta militer yang runtuh setelah orang banyak menjawab panggilan Presiden Tayyip Erdogan untuk turun ke jalan dan puluhan pemberontak meinggalkan tank mereka.

Hingga berita ini diturunkan, sedikitnya 161 orang tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka, sebagian besar warga sipil, akibat sebagian kecil angkatan bersenjata mencoba untuk merebut kekuasaan dengan menggunakan tank dan helikopter serang.

Beberapa memberondong markas intelijen dan parlemen di ibukota Turki, Ankara, dan pasukan lainnya menguasai jembatan utama di Istanbul.

Salah satu menteri pemerintah mengatakan beberapa komandan militer masih disandera oleh komplotan. Tapi pemerintah menyatakan situasi sepenuhnya di bawah kendali, mengatakan lebih dari 3.000 orang telah ditangkap dari prajurit hingga pejabat senior, termasuk mereka yang telah menjadi “otak” kudeta. (T/R05/P2)

 Mi’raj Islamic News Agency (MINA)