Bogor, MINA – Pemimpin Redaksi Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA), Ismet Rauf, mengatakan, wartawan profesional harus konsisten menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Ia menyatakan hal ini pada pembekalan untuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Biro MINA-STAI di Kampus Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (24/2/2018).
Menurutnya, kode etik merupakan mahkotanya wartawan, karena itu harus difahami dan ditaati dalam tugas pemberitaan, di mana tidak hanya kepentingan wartawan / pers saja yang dijamin, tapi juga menjaga kepentingan fihak lain seperti para fihak yang diberitakan dan kepentingan masyarakat umumnya agar tak jadi korban kesewenang-wenangan pers.
“Prinsip-prinsip dalam KEJ seperti cover both sides (tak boleh berita sefihak), bersikap adil, tidak boleh fitnah, tabayyun atau check and recheck, adalah sejalan dengan nilai-nilai Islami,” ujar Ismet, di hadapan sekitar 30 peserta pembekalan Biro MINA-STAI Al-Fatah. Ini adalah sesi pertama dari kerjasama MINA dan STAI yang ditandatangani paginya.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Ismet yang lama menjadi Ketua Dewan Kehormatan Wartawan DKI Jakarta pengawas pelaksanaan KEJ, menegaskan, yang dianggap sebagai wartawan dan mendapat perlindungan hukum sebagai wartawan, hanyalah wartawan yang dalam pekerjaannya menjalankan Kode Etik Jurnalistik.
Lebih lanjut ia memaparkan, profesi wartawan bukanlah pekerjaan mudah, penuh tantangan, tidak kenal waktu, profesi yang menuntut integritas dan komitmen pada tugas, sehingga harus punya mental dan fisik yang tangguh. “Tapi inilah menariknya jadi wartawan, wartawan itu memang tugas untuk manusia pilihan,”.imbuh Ismet yang selama 35 tahun lebih sejak 1967 menjadi wartawan Kantor Berita Antara.
“Mental yang mutlak pula dimiliki wartawan itu adalah harus terbiasa bersikapr komprehensif, makanya harus selalu banyak membaca, menambah pengetahuan dan wawasan, tidak memandang persoalan hanya dari satu sisi, tapi dari berbagai aspek, termasuk kepada tokoh atau permasalahan yang secara pribadi mungkin tidak disukainya,” katanya.
Secara khusus terlebih bagi mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, ia mengatakan, bahwa wartawan Muslim adalah juga pembawa risalah dakwah.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Ismet Rauf menekankan, agar mahasiswa sejak dini aktif dalam jurnalistik, seperti menulis berita, artikel, wawancara, dan kini media digital. (L/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta