Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan, kalau mau menjadi orang sukses para syubban dan fatayat (pemuda dan pemudi) harus gigih dan sungguh-sungguh dalam bekerja, beribadah dan beramal shaleh.
Al-kisah ada seorang raja yang melakukan sayembara, untuk mencari calon pengganti posisinya sebagai seorang raja. Sayembaranya adalah mencari perbedaan di antara tiga patung. Ketiga patung itu secara bentuk fisik memang dibuat sama persis dan hampir tidak ada perbedaan. Sayembara dilakukan di depan istana.
“Barang siapa yang bisa menemukan perbedaan dari tiga patung itu, maka ia akan menjadi raja menggantikan posisi saya.” kata Sang Raja.
Ratusan peserta berbondong-bondong ikut sayembara. Satu persatu mereka maju dan berusaha mencari perbedaan dari ketiga patung tersebut. Namun, dari sekian banyak peserta, mereka tidak mampu menemukan perbedaan fisik ketiga patung itu.
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
Hingga akhirnya, seorang peserta yang terakhir mendapat giliran. Ia adalah seorang pemuda. Dengan teliti, ia mencari perbedaan dari ketiga patung itu dari ujung atas hingga ujung bawah.
Selanjutnya ia menggunakan seutas kawat kecil dan mencoba memasukkannya ke dalam telinga masing-masing patung. Ternyata, ia menemukan perbedaan dari hal itu. Ketika ia memasukkan kawat di telinga kanan patung pertama, ternyata kawat itu keluarnya ke telinga kirinya. Pada patung kedua, setelah dimasukkan kawat ke telinga kanan, ternyata kawat itu keluar melalui lubang mulutnya. Kemudian pada patung ketiga, ketika kawat dimasukkan ke telinganya, kawat itu tidak ada jalan keluar, tetapi menembus hingga ke dada (jantung)nya.
Setelah selesai melakukan penelitiannya, pemuda tadi segera menyampaikan kepada Sang Raja. Dengan detail ia menceritakan temuannya tentang perbedaan lubang dari ketiga patung tersebut.
Walhasil, Sang Raja mengakui kehebatan pemuda tersebut dan ia dinobatkan menjadi penerus tahta Sang Raja.
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina
Pelajaran yang bisa diambil dari jisah pemuda tersebut adalah, untuk menjadi pribadi yang sukses, diperlukan waktu untuk prosesnya. Seseorang memerlukan waktu dalam proses menuju kesuksesan itu. Adapun panjang dan pendeknya waktu yang diperlukan, hal itu tergantung dari kegigihannya.
Faktor berikutnya adalah fokus pada tujuan. Dengan berfokus pada satu bidang, itu akan membantu seseorang menjadi lebih efektif dalam bekerja. Selain itu, fokus juga meminimalisir potensi gangguan dan hambatan yang akan ia temui. Semakin fokus seseorang pada satu tujuan, maka ia akan lebih cepat meraih tujuan itu.
Sukses bukan diartikan sebagai kesuksesan dalam karir maupun dalam mengumpulkan harta benda saja. Menurut Islam, seorang manusia sukses adalah yang selalu istiqomah berada di jalan Allah Ta’ala dan memiliki bekal yang baik untuk akhirat kelak.
Manusia yang sukses dalam islam adalah mereka yang memiliki ketaqwaan dan kemuliaan. Al-Quran memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana meraih kemuliaan dan kesuksesan, yakni dengan menjalankan ajaran-ajaran agama secara istiqomah. (L/R8)
Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata
Miraj News Agency (MINA)