Kuala Lumpur, MINA – Pihak berwenang Malaysia melanjutkan operasi pencarian di Laut Andaman pada Selasa (11/11) untuk mencari puluhan pengungsi Rohingya yang hilang, setelah sebuah kapal yang membawa mereka tenggelam pekan lalu.
Insiden itu menyoroti risiko yang dihadapi minoritas ini saat berupaya melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar.
Dilansir dari Arakan News Agency (ANA), Kepala malaysia/">Badan Maritim Malaysia, Romli Mustafa, mengonfirmasi bahwa 21 jenazah telah ditemukan sejauh ini—12 di Malaysia dan 9 di Thailand—sejak kapal tersebut tenggelam Kamis (6/11) lalu. Ia mencatat bahwa 13 orang telah diselamatkan, dan pencarian terus berlanjut meskipun cuaca buruk.
Ia mengatakan kemungkinan selamat sangat kecil karena penumpang tidak mengenakan jaket pelampung, tetapi ia menduga beberapa orang yang hilang mungkin berpegangan pada benda-benda yang mengapung di laut.
Baca Juga: Menteri Saudi Gelar Pertemuan Haji dengan Pejabat Negara-Negara Muslim
Romli menekankan, kelanjutan pencarian dilakukan melalui udara dan laut yang bekerja sama dengan pihak Thailand.
Pihak berwenang menjelaskan bahwa kapal yang lebih kecil, yang membawa sekitar 70 orang, tenggelam di dekat Pulau Langkawi, sementara nasib kapal kedua yang membawa sekitar 230 pengungsi masih belum diketahui.
Informasi awal menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut berlayar dari Negara Bagian Arakan di Myanmar, melewati pesisir Cox’s Bazar di Bangladesh, tempat sekitar 1,3 juta pengungsi Rohingya hidup dalam kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan di kamp-kamp yang penuh sesak. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Islamabad Diguncang Bom Bunuh Diri, Pakistan Tuding India Dalangnya
















Mina Indonesia
Mina Arabic