Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peneliti: Literasi Ekonomi dan Keuangan Syariah Berkembang Pesat di Barat

Insaf Muarif Gunawan - Rabu, 20 November 2019 - 03:10 WIB

Rabu, 20 November 2019 - 03:10 WIB

10 Views

Jakarta, MINA – Peneliti muda Ekonomi Syariah, Muhamad Rizky Rizaldy mengatakan, literasi ekonomi dan keuangan syariah tidak hanya berkembang di negara mayoritas muslim, tapi juga di negara-negara barat.

Menurut peneliti dari Unversitas Gunadarma itu, pada masa perkembangan sejak 1960 an, keuangan syariah telah banyak bermunculan di berbagai negara dan terus berkembang, demikian keterangan pers yang diterima MINA Selasa (19/11).

“Lebih dari 75 negara mengadopsi prinsip ekonomi syariah dalam pengoperasian perbankannya, termasuk di antaranya negara-negara yang bukan mayoritas muslim semisal Inggris dan Jerman. Saat ini aset keuangan syariah global secara keseluruhan mencapai US$ 2,5 triliun, tumbuh dari sebelumnya sebesar US$ 2,4 triliun pada 2017,” terang peneliti muda yang biasa disapa Aldy ini.

Ia menjelaskan, Inggris pertama kali mencicipi produk keuangan Syariah pada tahun 1982 dengan berdirinya Al-Baraka International Bank (AIB).

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Saat ini, a menerangkan, pangsa pasar perbankan syariah terbesar secara global adalah Malaysia, Bahrain dan Arab Saudi. Atmosfer perkembangan ini mulai terasa pada tahun 2004.

“Perkembangan ini ditandai dengan berdirinya The Islamic Bank of Britain, sekarang menjadi Al Rayan Bank- yang secara resmi pertama di Eropa, yang diikuti dengan prestasi gemilang perbankan syariah di regional tersebut. Adanya lebih dari 85.000 nasabah pada tahun ini adalah bukti nyata respon positif masyarakat terhadap Ekonomi Syariah,” sambungnya.

Lebih lanjut Aldy mengatakan, jauh sebelumnya, beberapa universitas di Inggris sudah melakukan pengkajian ekonomi dan keuangan syariah, Durham University misalnya, sudah memiliki pusat studi ekonomi dan keuangan syariah sejak 25 tahun lalu.

Keuangan syariah juga merupakan fokus studi Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS) yang didirikan pada tahun 1985.

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah

Terdapat lebih dari 70 institut dan universitas Inggris yang menawarkan program kualifikasi dalam keuangan syariah.

Keuangan Syariah juga memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur di Inggris. Gedung tertinggi di Uni Eropa, The Shard, yang berlokasi di London dibangun pada tahun 2009 pun menggunakan skema perbiayaan syariah. Proyek lainnya adalah Battersea Power Station, London Gateway, Olympic Village and dan pengembangan Chelsea Barracks. Lebih dari 6.500 hunian di Inggris bagian tengah dan utara juga dibiayai oleh Gatehouse Bank yang merupakan bank Syariah,” ucapnya.

“Hal ini memicu ketertarikan negara barat lainnya terhadap konsep ekonomi Islam. Seperti Perancis, Jerman dan Italia yang ada akhirnya juga mengadopai sistem ini,” pungkasnya. (R/Gun/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon

Rekomendasi untuk Anda