Tabuk, MINA – Peneliti situs bersejarah Prof. Dr. Ahmed Al-Abboudi dari Departemen Arkeologi di Universitas King Saud, Arab Saudi, memperkenalkan situs bersejarah ‘Magha’er Shuaib’, rumah Nabi Musa yang terletak 225 km barat laut kota Tabuk.
Lokasi tersebut masih sangat sedikit diketahui pengunjung umat Islam. Padahal tempat itu menggambarkan tempat ketika Nabi Musa tinggal bersama mertuanya Nabi Syu’aib, sebelum menjadi utusan Allah dan dikirim dalam sebuah misi menghadapi Fir’aun. Padahal lokasinya disebutkan di dalam Al-Quran.
Prof. Al-Abboudi meyakini lokasi itu lebih tua dari pada ‘Madayen Saleh’ dan tempat itu menyimpan karakteristik historisnya, dengan beberapa bagian yang diukir, ungkapnya pada Al-Arabiya, Ahad (6/8/2017).
Ia mengatakan, arti penting tempat itu terletak pada nama Nabi Syua’ib yang menjadi mertua Nabi Musa.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Gunung berukir kini berdiri sebagai saksi sebuah kisah abadi yang terjadi di gubernuran Al-Bida’a, salah satu situs bersejarah terkaya di dekat Laut Merah.
Magha’er Syu’aib adalah situs bersejarah tempat Nabi Musa hijrah ke sana selama satu dekade.
Nabi Musa tinggal untuk memenuhi persyaratan mas kawin menikahi puteri Nabi Syu’aib, sebelum kembali ke Mesir untuk mendakwahi Fir’aun (Pharoah) dan para pengikutnya.
Magha’er Shuaib sesuai dengan karya penelitian dan sumbernya, disebut “Madyan” di masa lalu dan juga di dalam Al-Quran. Sementara saat ini dikenal sebagai gubernuran Al-Bida’a.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Al-Abboudi menunjukkan bahwa tempat tersebut belum dipelajari secara luas dan belum mendapat perhatian, terutama karena sudah ditutup, kecuali beberapa kunjungan pejabat di lokasi yang tidak memiliki layanan dan fasilitas, seperti disebutkan Saudi Gazette.
Karena kesamaan antara Madayen Saleh dan Magha’er Syu’aib dalam gaya konstruksi, banyak pengamat tidak menyadari bahwa kedua lokasi berbeda dan dipisahkan sekitar 400 km menuju Laut Merah.
Lokasi juga memiliki kesamaan dengan ‘Petra’ di Yordania, dalam hal pola pahatan, penampilan dan bentuknya.
Ia menambahkan, Magha’er Syu’aib yang terletak di provinsi Bida’a adalah bagian dari barat laut Jazirah Arab, sebuah lokasi yang memiliki banyak rahasia, situs dan prasasti yang tak terhitung jumlahnya.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
“Sebagian besar belum digali,” lanjutnya.
Banyak pelancong dan orientalis mendokumentasikan Magha’er Shuaib di dalam buku mereka, di antaranya adalah Musil dan Abdullah Philby yang merujuk ke lokasi tersebut secara terperinci dan menghubungkannya dengan kisah Nabi Musa dan Nabi Syu’aib. (T/RS2/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah