Paris, 24 Rajab 1438/21 April 2017 (MINA) – Seorang anggota polisi tewas dan dua lainnya terluka parah dalam penembakan di Champ Elysees, pusat kota Paris, Kamis (20/04) malam.
The Daily Mirror melaporkan, setidaknya ada dua pria bersenjata yang terlibat dalam penembakan di Champs Elysees -salah satu jalan paling bergengsi di dunia itu.
Salah satu penyerang yang memakai senapan jenis Kalashnikov dilaporkan tewas ditembak dan polisi terus melakukan pencarian salah satu penyerang lainnya.
Para pejabat keamanan mengatakan, insiden yang terjadi beberapa hari sebelum dilakukannya pemungutan suara putaran pertama pemilihan presiden ini ‘mungkin adalah tindakan terorisme’ dan penyelidikan antiterorisme sudah mulai dilakukan.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kepolisian Perancis mengatakan, penembakan itu ‘mungkin adalah tindakan terorisme’. Namun, tiga sumber petugas polisi mengklaim bisa jadi percobaan perampokan bersenjata.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan kepada BFM TV, tiga korban petugas polisi tersebut sengaja ditargetkan dalam penembakan tersebut.
Menurut Kepolisian Paris, saat kejadian ketiga polisi yang ditembak oleh pria bersenjata itu sedang duduk di sebuah mobil di dekat lampu merah.
Tembakan terdengar di daerah itu sesaat menjelang pukul 9 malam waktu setempat, di samping toko Marks & Spencer.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
Seorang saksi mata mengatakan, penyerang tersebut keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan dengan senjata Kalashnikov, mengarah kepada para petugas. Tidak jelas apakah tersangka penyerang kedua juga berada di dalam mobil.
Ratusan petugas bersenjata berat kini berjaga-jaga di daerah tersebut, sementara sebuah helikopter terlihat terbang di atas ibu kota. Polisi telah meminta masyarakat untuk menghindari daerah tersebut. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan malam ini terlalu dini untuk mengatakan apa motif serangan tersebut.
Seiring berita tentang penembakan tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan ucapan belasungkawa kepada rakyat Perancis. Dia mengatakan bahwa insiden tersebut tampaknya merupakan ‘serangan teroris’ lainnya.
“Apa yang bisa Anda katakan? Itu tidak akan pernah berakhir, kita harus kuat dan kita harus waspada,” kata Trump pada sebuah konferensi pers.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan: “Kedutaan Besar Inggris berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan segera mencari informasi lebih lanjut menyusul laporan insiden penembakan di Champs-Elysees di Paris.
“Anda harus tetap waspada dan ikuti saran dari otoritas keamanan setempat atau operator tur Anda. Jika Anda berada di daerah itu dan dalam kondisi aman, segera hubungi teman dan keluarga Anda untuk memberi tahu mereka bahwa Anda selamat.”
Kantor kejaksaan Perancis mengatakan Departemen Kontraterorisme Negara tersebut telah membuka penyelidikan.
Penembakan tersebut terjadi beberapa jam setelah Rue de Rivoli di dekat lokasi penembakan ditutup karena adanya “paket mencurigakan”.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Perancis telah berada dalam keadaan darurat sejak 2015 dan terjadi serangkaian serangan militan yang telah menewaskan lebih dari 230 orang dalam dua tahun terakhir.
Awal pekan ini, dua orang ditangkap di Marseille yang menurut polisi telah merencanakan serangan menjelang pemilihan. Informasi ini masih terus dikembangkan. (T/R01/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan