Kairo, 15 Muharram 1435/19 November 2013 (MINA) – Seorang pengacara Mesir dan anggota senior Bar Association, hari Senin mengecam laporan yang menghubungkan pembunuhan seorang perwira polisi, Ahad, di Kairo, dengan penyelidikan tentang dugaan pelarian Presiden Mesir terguling Muhammad Mursi dari penjara pada awal 2011.
Ahad malam, orang-orang bersenjata membunuh Letnan Kolonel Mohamed Mabrouk, seorang perwira polisi senior Mesir yang bertanggung jawab atas berkas kontra-terorisme di Badan Keamanan Bangsa Kementerian Dalam Negeri.
Setelah pembunuhan petugas polisi, beberapa kritikus dari Ikhwanul Muslimin menyatakan bahwa Mabrouk dibunuh oleh kelompok Islam karena ia telah dijadwalkan memberikan kesaksian mengenai tuduhan bahwa Mursi secara ilegal bebas dari penjara Wadi al-Natrun selama revolusi Mesir 2011.
“Ini adalah kesimpulan yang salah,” kata pengacara Mohamed al-Damati, juru bicara tim pembela dalam persidangan terpisah di mana Mursi juga sebagai terdakwa, mengatakan kepada Anadolu Agency sebagaimana yang diberitakan Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Ada banyak saksi dalam kasus ini. Apakah ini berarti mereka semua akan dibunuh?” tanya al-Damati.
Al-Damati melanjutkan bahwa lawan Ikhwanul Muslimin berusaha untuk melibatkan kelompok tesebut, dari mana Mursi berasal, dalam perdebatan logis.
Mursi saat ini sedang diselidiki atas tuduhan bahwa ia secara ilegal kabur dari Penjara Wadi al-Natrun di pinggiran Kairo dan dibantu oleh unsur-unsur Mesir dan asing yang menyerang penjara selama revolusi 2011 yang mengakhiri rezim Hosni Mubarak.
Pembunuhan Ahad menerima kecaman luas, termasuk dari institusi Al-Azhar Mesir, institusi beasiswa tertinggi di dunia Muslim, yang menggambarkan pembunuhan itu sebagai “aksi teroris”.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Lembaga keagamaan itu menambahkan bahwa menargetkan polisi bertentangan dengan keyakinan Islam.
“Al-Azhar menolak untuk menuduh siapa pun dari pembunuhan itu, tetapi menyeru untuk membawa para pelaku ke pengadilan,” kata al-Azhar dalam sebuah pernyataan.
Mabrouk (39) diikuti melalui jalan-jalan Nasr City, Kairo, Ahad malam oleh empat orang bersenjata dalam dua kendaraan terpisah yang akhirnya menghujani polisi itu dengan peluru, seorang sumber keamanan mengatakan kepada Anadolu.
Petugas yang dibunuh menerima tujuh peluru di kepala, dada dan leher. (T/P09/R2).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan