Pengungsi Palestina di Suriah Hadapi Musim Banjir dan Dingin

Damaskus, MINA – Dengan meningkatnya curah hujan, dan penurunan suhu hingga titik beku, para di kamp Deir Ballut, Suriah utara, akan menghadapi musim ekstrem banjir dan dingin.

Kesulitan terbesar adalah terendamnya tenda-tenda kamp akibat diterjang luapan banjir dari Sungai Afrin di Suriah utara. Hal ini mengakibatkan kamp Deir Ballut terisolasi dari sekitarnya.

Abu Zeid, salah seorang pengungsi, mengatakan kepada Quds Press, Kamis (4/2), “Saya adalah salah satu dari mereka yang tendanya benar-benar terendam, air masuk ke tenda dan merendam semua perbekalan kami.”

Sudah berulang kali air Sungai Afrin meluap, meski pengungsi sudah memperbaiki jembatan dan memasang tanggul di kedua tepi sungai. Namun, luapan air tiap musim hujan dalam dua tahun telah membuat para pengungsi merasa cemas.

di sini sangat sulit, karena setiap tahun kamp-kamp di Suriah utara terkena gelombang hujan lebat, tenda-tenda tenggelam atau roboh berulang kali karena angin,” kata Ahmed Al Hussein, pejabat amal kantor kerja di Palestine Relief and Development Authority, menanggapi situasi kemanusiaan tersulit yang dialami para pengungsi.

Al Hussein menambahkan, para pengungsi Palestina, termasuk sendiri di kamp Suriah utara tersebut dihadapkan pada tragedi harian munculnya setiap musim dingin.

“Tidak ada lagi tempat berlindung untuk menghangatkan mereka, tidak ada makanan yang mencukupi,  bahkan pendanaan yang sesuai dengan beban musim dingin. Belum lagi dampak penyakit yang disebabkan oleh kondisi tersebut,” ujarnya.

Sementara itu, Otoritas Penyiaran dan Pembangunan Palestina untuk Pengungsi telah jauh-jauh hari meluncurkan beberapa proyek dan kampanye mendesak dukungan dan bantuan apa yang mungkin bagi pengungsi Palestina dan Suriah.

Para pengungsi sangat berharap akan tanggapan dari asosiasi dan organisasi amal dan kemanusiaan, mulai dari Palestina sendiri, Turki, Eropa dan institusi amal dari negara-negara Teluk.

Otoritas menambahkan, sejak awal tahun 2021, telah tersedia beberapa jenis bantuan yang telah sampai ke kamp pengungsi, di antaranya: 500 keranjang bahan makanan, 1.000 paket makanan, 150 paket daging sapi dan 150 tenda dengan perlengkapan lengkap selimut, kasur, dan alas, selain itu 50 ton kayu bakar dan 25 ribu paket roti.

Dia menunjukkan bahwa lebih dari 1.500 anak telah memperoleh manfaat dari kampanye pakaian musim dingin, selain bantuan tunai yang telah bermanfaat bagi hampir 300 keluarga yang membutuhkan. Namun itu masih belum menjangkau 40.000 ribu keluarga pengungsi keseluruhan di kamp tersebut.

Pada periode mendatang, masjid dan sekolah akan dibangun, dan penggalian sumur.

Infrastruktur

Kepala asosiasi bantuan Khaira Ummah, Abdul Jabbar Shalabi, mengungkapkan “pendekatan baru untuk semua organisasi kemanusiaan dan lembaga masyarakat sipil di Suriah, serta untuk badan-badan pendukung dari luar negeri, saat ini adalah mengupayakan adanya perumahan yang layak huni dan infrastruktur yang diperlukan.

“Masalah ini memang akan membutuhkan waktu lebih lama, termasuk untuk menyelesaikan infrastruktur sanitasi, air dan listrik tenaga surya,” ujarnya.

Khaira Ummah, asosiasi Palestina yang memiliki izin di Turki, lebih mengarahkan bantuan pada proyek pembangunan perumahan untuk mengganti tenda dan pembangunan ekonomi berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan hidup para pengungsi.

Belum lagi kondisi di lapangan saat ini yang dihadapkan pada pendanaan yang berkurang, harga-harga kebutuhan yang tinggi, dan mulai menyebarnya pandemi Corona.

Beberapa bulan terakhir ada penurunan dukungan bantuan yang signifikan karena beberapa faktor, yang paling menonjol adalah pembatasan adanya pandemi Corona, dan problem internal negara-negara sekitarnya.

Tentang proyek perumahan ini, pertengahan tahun lalu, Organisasi Bantuan Turki (IHH) meluncurkan proyek yang bertujuan membangun 15.000 unit rumah bagi para pengungsi di wilayah Idlib, Suriah utara, dan membangun lingkungan yang akan diberi nama “Kawasan Burshah”.

Lembaga bantuan Suriah juga telah bekerja untuk memindahkan ribuan keluarga ke kompleks perumahan. Lembaga Palestina juga telah memberikan sumbangan untuk membangun 800 hingga 1.000 unit rumah sederhana pengganti tenda.

Jumlah para pengungsi, baik warga Suriah maupun Palestina, yang tinggal di kamp-kamp di seluruh Suriah utara diperkirakan mencapai sekitar satu juta orang.

Ribuan keluarga Palestina tersebar di beberapa wilayah dan kamp, ​​yang paling memprihatinkan adalah kamp “Derbalut”, yang dianggap terburuk bagi warga Palestina di Suriah utara. (T/RS2/P1).

Sumber: Quds Press

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.