PENGUNJUK RASA ARGENTINA KECAM ISRAEL

Aktivis Di Argentina Unjuk Rasa Melawan Agresi Palestina (Foto : Press Tv)
Aktivis Di Argentina Unjuk Rasa Melawan Agresi (Foto : Press Tv)

Buenos Aires, 18 Muharram 1437/31 Oktober 2015 (MINA) – Aktivis Palestina berunjuk rasa di Argentina mengecam meningkatnya tindakan kekerasan rezim Tel Aviv  terhadap warga Palestina di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara kedua belah pihak di wilayah yang diduduki .

Pada Jumat (30/10), anggota organisasi solidaritas Palestina dan pendukung mereka berkumpul di luar kedutaan Israel di ibukota, Buenos Aires, membawa bendera Palestina, poster dan spanduk mengecam tindakan kekerasan yang makin banyak menimbulkan korban warga Palestina.

Selama demonstrasi, Rafael Araya Masry, Sekretaris Bidang Hubungan Internasional Amerika Latin Integrasi Gerakan Argentina Berekspresi Sosial (MILES), meminta pemerintah Argentina di Buenos Aires secara resmi mengutuk tindakan keras Tel Aviv di wilayah Palestina yang diduduki. sebagaimana Press Tv meaporkan, diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.

“Jika dulu melawan Afrika Selatan adalah karena aksi rasialisnya, maka sebutan itu juga tepat digunakan terhadap Israel,” katanya.

“Kami menyerukan Pemerintah Argentina untuk blak-blakan mengutuk  eskalasi Israel ini yang banyak menimbulkan korban. Kami menyerukan dukungan untuk bertindak tegas terhadap Israel dengan berbagai cara seperti  aksi boikot, tidak membeli produk Israel di super market, divestasi dan sanksi terhadap Israel dalam semua bidang kehidupan kita sehari-hari, menghentikan kerjasama akademik,” katanya.

Khusus kampanye global boikot Divestasi dan Sanksi (BDS) diluncurkan pada bulan Juli 2005 oleh 171 organisasi Palestina, dan menyerukan “berbagai bentuk boikot terhadap Israel hingga memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional”.

Gerakan ini, bertujuan untuk mengakhiri pendudukan Israel dari tanah Palestina dan mendesak  rezim Tel Aviv untuk menghormati hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah air mereka.

Kemudian Masry mengatakan, “Jika dulu kita melakukannya melawan apartheid di Afrika Selatan, sehingga hal itu harus kita lakukan kembali bahkan secara lebih kuat terhadap apartheid Israel”.

Ketegangan di wilayah-wilayah pendudukan telah secara dramatis meningkat dalam beberapa pekan terakhir, mendorong banyak orang percaya bahwa Intifada ketiga (pemberontakan) mungkin berlangsung.

Sumber-sumber medis Palestina mengatakan, sedikitnya 55 orang Palestina menderita luka selama pertempuran Jumat (30/10) di Tepi Barat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya 71 warga Palestina, termasuk 12 anak-anak, dua bayi dan wanita hamil, telah kehilangan nyawa mereka di tangan pasukan Israel sejak awal Oktober. Sedikit 7.100 orang lain juga menderita luka-luka.

Sedikitnya 10 warga Israel tewas dan 130 lainnya terluka selama periode yang sama.

Gelombang baru dari ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki dipicu oleh pemaksaan rezim Israel pada Agustus lalu, dari pembatasan masuknya jamaah Palestina ke dalam Masjid Al-Aqsha, situs paling suci ketiga umat Islam setelah Masjid al-Haram di Mekkah dan Masjid al -Nabawi di Madinah.

Orang Palestina juga marah atas meningkatnya aksi kekerasan oleh pemukim Israel, yang sering menyerbu Masjid Al-Aqsha. (T/P002/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

http://presstv.ir/Detail/2015/10/31/435675/Argentina-Israel-Palestinian-West-Bank

 

Wartawan: kurnia

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0