Kabul, MINA – Seorang pengusaha di Kabul telah meluncurkan upaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Afghanistan, yang menyelamatkan diri dari konflik di utara negara itu dan sekarang tidur di taman dan lapangan terbuka di Ibu Kota.
Puluhan ribu pengungsi internal telah tiba di Kabul setelah terjebak dalam baku tembak di provinsi-provinsi seperti Kunduz dan Badakhshan, yang ibu kota provinsinya telah jatuh ke tangan Taliban secara berurutan.
Para gerilyawan telah mengepung Mazar-i-Sharif dan kejatuhannya akan menandakan runtuhnya kendali pemerintah di utara, yang merupakan bekas benteng anti-Taliban.
Dengan sedikit dukungan pemerintah untuk sekitar 17.000 orang pengungsi, yang sekarang tidur di tenda darurat di taman Kabul dan di jalanan, pengusaha Wafi T. Latifi melakukan kampanye untuk memberikan bantuan mendesak kepada mereka yang sedang membutuhkan.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Latifi adalah seorang pengusaha yang memiliki pusat perbelanjaan dan kafe di Ibu Kota.
“Para pengungsi kekurangan a-z dalam hal persediaan dasar – pakaian, tempat tinggal, makanan, air, dan uang tunai. Tidak ada susu untuk bayi,” kata Latifi kepada The New Arab.
Dalam beberapa hari terakhir, ia telah mempekerjakan seorang koki untuk memasak makanan dan memberi makan ratusan tunawisma. Video yang dibagikan kepada The New Arab menunjukkan para sukarelawan mengemas Qabuli Palou – hidangan nasional Afghanistan – ke dalam wadah makanan untuk didistribusikan.
Kekhawatiran langsung bagi para pengungsi adalah air, kata Latifi kepada The New Arab. Sejauh ini, air hanya didistribusikan dalam botol dan tangki penyimpanan.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Pengusaha itu mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk toilet keliling di taman. Di taman Shahr-e-Naw, dua toilet melayani 400 orang.
Latifi telah melakukan perjalanan antara London dan Afghanistan, mendorong diaspora Afghanistan untuk menunjukkan dukungan bagi inisiatif amal. Ia berterima kasih kepada teman-teman yang telah menyumbang untuk perjuangannya.
Menurut penilaian intelijen AS, Kabul bisa jatuh ke tangan Taliban dalam waktu 90 hari. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)