Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengusaha Indonesia-Qatar Jajaki Kerja Sama

Syauqi S - Kamis, 19 Oktober 2017 - 12:15 WIB

Kamis, 19 Oktober 2017 - 12:15 WIB

571 Views ㅤ

indonesia-300x190.jpg" alt="" width="300" height="190" /> (Foto: Kadin Indonesia)

Jakarta,MINA – Para pelaku usaha Indonesia dan Qatar saling menjajaki peluang kerja sama untuk meningkatkan perdagangan dan investasi melalui Qatar-Indonesia Economic Forum yang digelar di Jakarta, Rabu (18/10).

Acara ini digelar sebagai bagian dari agenda kunjungan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, ke Indonesia yang juga membawa delegasi yang terdiri dari 43 para pengusaha Qatar.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Konstruksi dan Infrastruktur, Erwin Aksa, menilai infrastruktur dan properti menjadi dua sektor yang paling potensial untuk ditawarkan kepada pengusaha Qatar. Pasalnya, negara di kawasan Timur Tengah tersebut terkenal berpengalaman membangun real estat.
“Kami memiliki peningkatan investasi yang signifikan di bidang properti dan infrastruktur. Saya pikir pengusaha Qatar mampu untuk mengisi 13,50 juta kekurangan rumah (backlog) yang masih dialami Indonesia,” ujarnya dalam sambutannya di forum tersebut seperti dimuat laman resmi Kadin.
Seperti diberitakan, saat ini Qatar menghadapi blokade oleh beberapa negara seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Negara-negara tersebut memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
 
Terkait dengan hal ini, Erwin menilai bahwa pengusaha nasional memiliki peluang yang besar untuk dapat membina kerja sama.
 
Menurutnya, potensi ekspor ke Qatar sangat besar mengingat negara tersebut tengah melakukan pembangunan untuk mendukung Piala Dunia 2022. Qatar memerlukan material bangunan seperti semen dan besi.
 
Nabeel Mohammed Al-Bouainain, CEO Qatari Diar, perusahaan investasi real estat, mengatakan bahwa saat ini perusahaannya memiliki proyek real estat yang tersebar di 21 negara, termasuk di Asia. Meski demikian, saat ini pihaknya belum memiliki proyek di Indonesia.
 
“Kami tertarik mencari peluang berinvestasi selama ada tanah yang tersedia, lokasi yang bagus, dan memberikan nilai tambah bagi negara kami,” ujarnya.
 
Senada dengan Erwin, Wakil Ketua Komite Tetap Timur Tengah Kadin Indonesia Mohammad Bawazeer mengatakan, pengusaha nasional tidak perlu takut ekspansinya ke negara tersebut akan berakibat buruk pada hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara Timur Tengah lainnya.
 
“Kalau lihat faktor politik, di sana itu tidak seperti yang digambarkan, tetapi lebih kepada negara yang memboikot tidak lagi melakukan kerja sama ekonomi. Nah kesempatan inilah yang kita tingkatkan di sini. Meskipun ada risiko, tapi kita melihatnya bukan ancaman. Kalau kita terus dihantui risiko, kita tidak akan jalan-jalan,” ujarnya, di sela-sela acara yang sama.
 
Lebih lanjut, pihaknya mengaku akan segera membentuk dewan bisnis antara Kadin Indonesia dengan Kadin Qatar untuk memudahkan terjalinnya kesepakatan bisnis antar kedua negara.
 
Dia menilai, baik Qatar maupun Indonesia tengah sama-sama mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan sehingga ini dapat menjadi momentum baik yang perlu dimanfaatkan.
 
“Kita juga mengharapkan ada semacam privilege yang diberikan kepada Indonesia untuk bisa berpartisipasi dalam pembangunan Qatar 2020,” ujarnya.
 
Pihaknya menilai, sektor industri dan energi menjadi dua sektor yang potensial untuk dijajaki pengusaha Indonesia di Qatar. Kemudahan berinvestasi dan membangun pabrik di negeri tersebut dinilai dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi pengusaha.
 
“Misalnya kita membangun petrochemical di sana, bisa saja hasilnya di bawa ke sini. Tentu mereka harga gasnya lebih murah dari kita, sehingga added value-nya tinggi. Sementara kita membangun infrastruktur di sana, dan hasilnya di bawa ke sini. Itu yang sedang kita rumuskan,” ujarnya.
 
Selain semen dan besi, potensi ekspor ke Qatar antara lain kertas, makanan jadi, kaos dalam, mesin jahit, briket, ikan segar, ayam potong serta obat-obatan yang masuk daftar permintaan. Nilai ekspor Indonesia sepanjang 2016 lalu mencapai US$900 juta, sementara hingga pertengahan 2017 nilainya sudah mencapai US$700 juta.
 
Menurut Bawazeer, Indonesia berencana untuk mengadakan kerja sama lebih lanjut dan tengah merancang kunjungan bersama delegasi-delegasi Indonesia dari kalangan pengusaha pada Desember mendatang. (R/R11/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi 

Rekomendasi untuk Anda