Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjajah Zionis Sengaja Targetkan Anak-Anak di Gaza dan Tepi Barat

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - Rabu, 11 September 2024 - 00:25 WIB

Rabu, 11 September 2024 - 00:25 WIB

58 Views

Lubang peluru di kamp pengungsi Al-Far'a, Tepi Barat, setelah pasukan penjajah Zionis Israel membunuh Maher Abdullah Ahmad Jawabra yang berusia 14 tahun pada 8 Desember 2023. (Foto: Wahaj Bani Moufleh / Activestills)

Ramallah, MINA – Pasukan penjajah Zionis dan pemukim ilegal ekstremis Israel sengaja menargetkan anak-anak di Gaza dan Tepi Barat.

Dalam laporan terbaru Defense for Children International-Palestine (DCIP) yang dirilis Senin (9/9), melaporkan dampak kekerasan genosida Israel terhadap anak-anak Palestina di Gaza dan Tepi Barat sangat menghancurkan.

“Pasukan Israel telah membunuh anak-anak Palestina dengan kebrutalan dan kekejaman yang terencana di seluruh wilayah Palestina yang diduduki,” tegas Khaled Quzmar, Direktur umum DCIP dalam pernyataan resminya  yang dikutip MINA, Selasa.

Dia menegaskan, masyarakat internasional harus bertindak segera untuk memberlakukan embargo senjata dan sanksi untuk melindungi nyawa anak-anak Palestina.

Baca Juga: Smotrich: Israel Tolak Normalisasi dengan Saudi jika Harus Ada Negara Palestina

Dalam laporan tersebut, bukti dan dokumentasi yang dikumpulkan oleh DCIP menunjukkan bahwa pasukan Zionis Israel secara sengaja menargetkan anak-anak Palestina dengan maksud untuk melepaskan perlakuan yang kejam dan merendahkan martabat hingga saat kematian anak tersebut.

Bahkan Otoritas penjajah entitas Zionis, yang memiliki kemampuan untuk meminta pertanggungjawaban tentara dan pejabat militer Israel, tidak bersedia mengambil tindakan guna menghentikan pembunuhan anak-anak Palestina.

Di Gaza, pasukan Israel telah membunuh lebih dari 16.500 anak, dengan para ahli kesehatan masyarakat sekarang secara konservatif memperkirakan bahwa, ketika kematian langsung dan tidak langsung diperhitungkan sepenuhnya, kematian akan mencapai setidaknya 4x lebih tinggi dari yang telah dilaporkan secara resmi, yakni diperkirakan 66.000 anak terbunuh.

Kementerian Kesehatan Palestina setempat mengonfirmasi sebagaimana dilaporkan Wafa, Senin, jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 40.988 korban jiwa yang dilaporkan, dengan tambahan 94.825 orang mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Hamas Kutuk Agresi Penjajah Israel terhadap Suriah

Menurut sumber yang sama, layanan darurat masih belum dapat menjangkau banyak korban dan mayat yang terperangkap di bawah reruntuhan atau berserakan di jalan-jalan di daerah yang dilanda perang genosida itu, karena pasukan pejajah Israel terus menghalangi pergerakan ambulans dan kru pertahanan sipil.

Di lain tempat, pasukan penjajah Zionis dan pemukim ilegal ekstrimis Israel meningkatkan serangan terhadap komunitas Palestina di Tepi Barat.

Dalam laporan DCIP itu, mengungkapkan, dari 7 Oktober 2023 hingga 31 Juli 2024, pasukan penjajah Zionis dan pemukim ilgel Israel membunuh anak-anak Palestina di Tepi Barat dengan rata-rata satu anak setiap dua hari.

Pasukan dan pemukim Israel menargetkan anak-anak Palestina yang bermain di luar, berunjuk rasa di jalan, berjalan pulang dari sekolah, dan bahkan berdiri di dalam rumah mereka sendiri di berbagai kota dan desa di Tepi Barat, pada jarak mulai dari lima meter hingga 300 meter.

Baca Juga: Pemukim Yahudi Ekstremis Rebut Rumah Warga Yerusalem di Silwan  

“Mereka membunuh total 141 anak Palestina selama periode pelaporan. Mayoritas -116 anak- dibunuh dengan peluru tajam yang menargetkan area vital seperti kepala dan dada,” demikian laporan DCIP.

Dalam 43% kasus, pasukan Zionis Israel sengaja mencegah anak-anak Palestina yang terluka menerima perawatan medis dengan menahan ambulans atau menembakkan peluru tajam ke arah ambulans, paramedis, dan warga sipil yang berusaha memberikan bantuan.

Dalam delapan belas kasus, pasukan Israel menyita jenazah anak-anak yang mereka bunuh, yang jelas melanggar hukum internasional.

“Di tengah genosida brutal yang sedang berlangsung di Gaza dan invasi Israel yang terus berlanjut serta pemindahan paksa komunitas Palestina di Tepi Barat, kami bergabung dengan para advokat keadilan dalam menyerukan embargo senjata terhadap Israel,” tegas pernyataan DCIP.[]

Baca Juga: Media Ibrani: Netanyahu Hadir di Pengadilan Atas Tuduhan Korupsi

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda