Atlanta, 25 Ramadhan 1438/20 Juni 2017 (MINA) – “Serangan teror” yang dilakukan Muslim diliput lebih banyak 4,5 kali lipat oleh media di Amerika Serikat, dibandingkan jika pelaku serangan adalah nonmuslim.
Hasil penelitian dari Georgia State University itu menambah perdebatan seputar pemberitaan yang selektif di tengah meningkatnya kejahatan karena kebencian Islamofobia di Barat.
Hasil penelitian itu disimpulkan setelah periset menyelidiki sejumlah serangan di Amerika Serikat antara tahun 2011 hingga 2015.
“Entah disengaja atau tidak, media AS secara tidak proporsional menekankan jumlah serangan teroris Muslim yang sebenarnya lebih sedikit,” kata periset tersebut. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Karenanya, menurut penelitian itu, tidak mengherankan bila orang takut terhadap teroris Muslim.
Dalam empat tahun penyelidikan yang dilakukan, para akademisi universitas tersebut menemukan bahwa umat Islam melakukan 11 dari 89 serangan (12,4 persen) yang terdaftar oleh Global Terrorism Database (GTD).
Penelitian mengungkapkan, jika pelakunya seorang muslim, rata-rata diberitakan dalam 90,8 artikel.
Jika pelakunya muslim dan kelahiran asing, rata-rata akan diberitakan dalam 192,8 artikel. Sementara jika serangan lainnya (nonmuslim) rata-rata diberitakan dengan 18,1 artikel.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Sejak serangan 11 September 2001, ketika kebanyakan orang di Amerika Serikat mendengar kata ‘terorisme’, mereka memikirkan muslim,” tulis para peneliti. (T/RI-1/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis