Perancis Klaim Ada Bukti Rezim Assad Gunakan Senjata Kimia

Presiden Prancis Emmanuel (Foto: File/Istimewa)

Paris, MINA – Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Kamis (13/4) mengatakan, pihaknya memiliki bukti bahwa senjata kimia digunakan di kantong Douna yang dikuasai pemberontak di dan bahwa rezim Bashar al- bersalah.

Berdasarkan bukti yang dimiliki itu Macron menegaskan kembali, bahwa menyerang Damaskus adalah perlu.

Macron adalah salah satu dari beberapa pemimpin Barat yang memasuki krisis diplomatik menyusul serangan pekan lalu terhadap Douma, yang menewaskan 70 orang, termasuk 40 yang menunjukkan tanda-tanda paparan racun kimia, Efe melaporkan melaporkan mengutip laporan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

“Kami memiliki bukti bahwa senjata kimia digunakan dan bahwa rezim yang menggunakannya,” kata Macron dalam wawancara televisi dengan penyiar TF1. “Kami akan mengambil keputusan untuk mengambil tindakan.”

Pekan lalu, serangan terhadap Douma menyebabkan setidaknya 70 orang tewas, di mana 40 menunjukkan tanda-tanda terkena paparan racun kimia.

Jurubicara Kremlin Dmitry Peskov mendesak untuk melakukan langkah apa pun yang dapat menyebabkan eskalasi ketegangan. Juga pada Kamis (13/4) ini, Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat untuk membahas krisis tersebut, The Asian Independent melaporkan.

Sementara salah satu sekutu Uni Eropa terdekat Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, menjauhkan negaranya dari kemungkinan bergabung dalam aksi militer apa pun melawan Suriah.

“Jerman tidak akan mengambil bagian dalam aksi militer, dan belum ada keputusan yang diambil,” katanya dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen.

Dia juga menambahkan, Jerman akan terus mendukung langkah-langkah untuk menunjukkan bahwa penggunaan senjata kimia “tidak dapat diterima”.

Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam pertemuan Kabinet mengatakan akan membahas langkah-langkah yang akan diambil negaranya jika Presiden AS Donald Trump menindaklanjuti ancamannya untuk menyerang Suriah.

Trump memperingatkan Suriah dan pada Rabu (12/4), bahwa ia menyiapkan serangan rudal di Suriah sebagai pembalasan atas serangan itu.

Dia juga menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin serta yang mendukung Assad, dan mengancam mereka akan membayar dengan harga yang mahal.

Rezim Suriah dan pendukung internasional utamanya, Rusia dan Iran telah menolak bertanggung jawab atas serangan kimia yang dituduhkan dan bersikeras “ada konspirasi Barat” yang bertujuan membenarkan aksi militer di Suriah. (T/B05/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)