PERINGATAN KAA TEKANKAN PEMBANGUNAN PALESTINA

foto: sebandung
Foto: Sebandung

Jakarta, 13 Jumadil Akhir 1436/2 April 2015 (MINA) – Direktur Kerjasama Intrakawasan Asia Pasifik dan Afrika Kemlu Ben Scott Carnadi mengatakan Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 menekankan dukungan pada pembangunan kapasitas (capacity building) untuk .

Ben menjelaskan, dukungan dua kawasan tersebut akan tertuang dalam Deklarasi Palestina sebagai satu dari tiga dokumen utama hasil KAA ke-60 yang hendak digelar di , 19-24 April 2015 mendatang.

“Dalam peringatan KAA nanti akan mengajak Asia Afrika menyusun program-program capacity building untuk menghadapi tantangan bangsanya,” kata Ben dalam jumpa pers di Gedung Kemlu Jakarta, Kamis (2/4).

Menurutnya, perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya terus berlangsung, sehingga Peringatan KAA tahun ini menjadi momentum menggalang dukungan Asia Afrika untuk mempersiapkan agar Palestina mengisi pembangunan.

“Dalam KAA nanti Asia Afrika akan mendorong peningkatan kapasitas untuk persiapan saat memperoleh kemerdekaan,” ujarnya.

Jubir Kemlu Arrmanatha Nasir menjelaskan, Asia Afrika sangat mendukung terwujudnya kemerdekaan Palestina dari penjajahan .

Pemerintah Indonesia melalui New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP), dari sejak tahun 2008 hingga 2010 telah melaksanakan sebanyak 24 program capacity building bagi Palestina di berbagai sektor, dan di ikuti oleh 111 peserta. Ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan capacity building bagi 1000 orang Palestina hingga tahun 2013.

Sejauh ini, lebih dari 30 negara yang sudah mengkonfirmasi kehadiran delegasinya dalam acara itu dan pemerintah mengharapkan delegasi yang hadir setingkat kepala negara.

KTT itu merupakan konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. Awalnya, KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan serta dikoordinasi Menteri Luar Negeri Indonesia saat itu Sunario.

Pertemuan pertama berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Bandung, dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Palestina sebagai satu-satunya daerah yang masih dijajah akan menjadi fokus utama dalam pertemuan yang akan digelar di dua kota, Jakarta dan Bandung nanti.(L/P010/R05/R03)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Comments: 0