Jakarta, MINA – Sebagai industri, pengendalian hama di Indonesia memiliki potensi pasar yang cukup besar. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (Aspphami), Boyke Arie Pahlevi, mengungkapkan perputaran bisnis pengendalian hama saat ini mencapai sekitar Rp2 triliun per tahun.
“Kami juga mencatat, saat ini sedikitnya ada 700 perusahaan lokal dan kini besarnya pasar pengendalian hama Indonesia tidak luput dari perhatian perusahaan asing untuk berlomba-lomba masuk menangkap peluang ini,” ujarnya dia di sela-sela gelaran Konferensi dan Pameran Pest Academy 2017 di Balai Kartini, Rabu (18/10/).
Dia mengatakan para pelaku pengendalian hama diharapkan dapat meningkatkan standardisasi, kompetensi, hingga sistem manajemen mutu perusahaan. Tak hanya itu, melalui Pest Academy, pihaknya berharap agar para pelaku usaha pengendalian hama di seluruh Indonesia menjadi lebih profesional dengan menerapkan teknologi paling mutakhir.
Boyke menjelaskan sudah 90 persen sektor swasta menggunakan jasa pengendalian hama, tidak hanya bagi agribisnis atau pertanian saja, tetapi juga di lingkungan industri secara umum, mulai dari industri makanan dan minuman hingga minyak dan gas, tak terkecuali kawasan perkantoran dan pemukiman yang berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Menag Tekankan Pentingnya Diplomasi Agama dan Green Theology untuk Pelestarian Lingkungan
“Sektor pemukiman berkontribusi 50% dari keseluruhan perputaran nilai, diikuti pascapanen 30%, dan 20% untuk bangunan dan lainnya,” ungkap dia.
Pihaknya optimistis industri pengendalian hama akan terus tumbuh setiap tahunnya. Hal ini karena dukungan regulasi yang ada, kebijakan di sektor pertanian serta trend pengendalian hama yang memberikan perhatian pada kesehatan lingkungan.
“Di lingkup industri, telah dipersyaratkan adanya penerapan HACCP & GMP untuk industri makanan dan minuman misalnya, lalu Health Safety Environment (HSE) untuk industri pertambangan dan migas, industri rumah sakit terkait pengelolaan sanitasi, industri perhotelan terkait housekeeping, serta pest control untuk industri properti dan building managment terkait kesehatan bangunan,” kata Boyke.
Lebih jauh dia menyebutkan pengendalian hama juga harus diterapkan diantaranya pada industri pulp and paper, tepung terigu, pupuk, pakan ternak, kakao, semen, rokok, farmasi, dan tak terkecuali bagi industri penerbangan, kawasan industri terkait sanitasi kawasan industri, perkebunan kelapa sawit serta komoditas lainnya.
Baca Juga: Menhan: 25 Nakes TNI akan Diberangkatkan ke Gaza, Jalankan Misi Kemanusiaan
Boyke mengatakan di lingkup pascapanen upaya pengendalian hama dapat menekan resiko penyusutan komoditi hingga 25%. Selain untuk mengurangi susut, penanggulangan hama juga menjamin kebersihan komoditas. Berbagai komoditas pangan sudah menggunakan jasa penanggulangan hama. Komoditas terbesar adalah beras dan jagung.
Sementara itu, di lingkup pemukiman, Aspphami menilai kesadaran dan pendidikan masyarakat terkait dampak hama permukiman yang membahayakan kehidupan manusia masih perlu ditingkatkan.
“Perlu tindak lanjut lebih jauh sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh hama. Adanya Pest Academy kiranya dapat menjadi momentum khusus untuk bersama-sama menekan permasalahan penyakit menular yang disebabkan oleh vektor penyakit di pemukiman seperti lalat, kecoa, tikus, dan nyamuk yang saat ini masih menjadi momok pencegahan penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue),” papar Boyke.
Pest Academy 2017
Baca Juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi di Sejumlah Perairan Indonesia
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhamad Subuh, menilai perkembangan industri pengendalian hama di Indonesia saat ini sudah cukup baik, para pelaku usaha pengendalian hama di Indonesia sudah menjalankan konsep metode pengendalian hama terkini yang disebut dengan Integrated Pest Management (IPM).
“Sebagian besar pelaku industri pengendalian hama sudah menerapkan IPM yang mengedepankan pengendalian hama secara terpadu dengan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir,” ungkap dia.
Tak hanya itu, menurutnya sumber daya manusia yang terlibat dalam industri pengendalian hama di Indonesia sudah cukup kompeten dan menggunakan peralatan yang ramah lingkungan. Pemerintah, kata dia, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Pest Academy untuk pengendalian vektor penyakit di Indonesia dengan penggunaan teknologi-teknologi mutakhir.
“Kita mendukung Pest Academy 2017. Ini merupakan wadah untuk memperluas pengetahuan dan perkembangan terbaru dalam industri pengendalian hama yang lebih aman. Ini adalah kesempatan besar untuk saling berbagi inovasi teknologi diantara negara-negara serta para pelaku industri pengendalian hama,” kata Muhamad Subuh.
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Direktur PT. Media Artha Sentosa (MAS), Teddy Halim, menyampaikan bahwa dalam gelaran Pest Academy 2017, diikuti oleh para pemangku kepentingan dalam industri pengendalian hama di Indonesia, seperti pelaku dan pengguna jasa pengendalian hama, pemasok bahan kimia dan peralatan, peneliti, akademisi, pejabat pemerintah dan delegasi lainnya untuk berbagi temuan penelitian terbaru, teknologi terbarukan dan saling bertukar pengalaman.
“Pest Academy merupakan penyelenggaraan konferensi dan pameran pengendalian hama terbesar yang pertama kalinya digelar di Indonesia,” kata Teddy.
Konferensi ini, kata dia, dihadiri oleh ratusan orang peserta dari latar belakang bidang yang berbeda, seperti pertanian, kesehatan, pekerjaan umum, kalangan industri, dll.
“Kami juga melibatkan para pembicara dan peserta pameran dari Amerika, Jepang, Jerman, Australia, China, Singapore, Malaysia dan lainnya,” tambah dia.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Teddy menyebutkan Pest Academy juga menghadirkan puluhan peserta pameran yang memamerkan inovasi pengendalian hama. Tidak hanya perusahaan produsen pestisida tetapi juga produsen peralatan dan teknologi juga turut ambil bagian dalam pameran Pest Academy 2017.
Dia memproyeksikan jumlah pengunjung dalam gelaran pest academy 2017 ini sekitar 1.000 pengunjung lebih dari kalangan bisnis dan umum. Pest Academy akan berlangsung selama tiga hari, 18-20 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta.
“Kami harapkan gelaran Pest Academy 2017 membawa dampak positif bagi kemajuan industri pengendalian hama dan tingkat kesadaran masyarakat terhadap hama” pungkasnya. (R/R11/RI-1)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan
Mi’raj News Agency (MINA)