Jakarta, 18 Syawal 1434/25 Agustus 2013 (MINA) – Pembina Radio Silaturahim (Rasil), Habib Husein Al-Atas mengatakan bahwa seruan persatuan muslimin bukan untuk bersatu dalam golongan atau madzhab, tapi bersatu dalam Islam.
“Bukan bersatu dalam golongan atau madzhab, (karena) mustahil bisa terjadi. Tapi bersatu dalam Islam,” kata Habib Husein dalam acara Halal Bil Halal Radio Silaturahim di Jakarta, Ahad (25/8).
Habib juga mengatakan bahwa berbagai perbedaan yang ada pada umat Islam tidak bisa dipaksakan untuk sama.
“Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, dipertengkarkan, tapi kita dapat bersatu dalam prinsip-prinsip Islam. Umat Islam harus menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan dan Al-Quran sebagai pijakan yang sebaik-baiknya,” katanya.
Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia
Habib Husein menegaskan, tidak mungkin segolongan saja dari umat yang bisa membangun Islam, sedangkan di sisi lain musuh-musuh Islam bersama-sama memberangus Islam.
Sementara itu, Pimpinan Umum Ma’had Al-Fatah Indonesia, KH Yakhsyallah Mansur mengatakan pada kesempatan yang sama, persatuan Islam sudah sepatutnya tidak hanya disiarkan melalui media, tapi sudah harus ada perwujudannya.
“Persatuan Islam sudah harus ada aplikasinya. Semua permasalahan umat Islam telah digariskan jalan keluarnya,” kata Yakhsyallah yang juga salah seorang nara sumber Radio Silaturahim.
Sementara itu, Hakim As-Sufyani, nara sumber Rasil yang lain menyebutkan bahwa perpecahan di antara umat Islam tidak lepas dari upaya Zionis Yahudi.
Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren
“Yahudi telah mengobok-obok Muslimin dengan menebar fitnah antara sesama Muslim,” kata Hakim.
Acara Halal Bil Halal Rasil dihadiri lebih dari 25 tokoh ulama pengasuh acara radio tersebut dari berbagai elemen Islam serta lebih dari seribu pendengar Rasil dari berbagai elemen masyarakat Islam hadir dalam acara tersebut. (L/P09/P01/R2).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan