Tashkent, 26 Muharam 1435/30 November 2013 ( MINA ) – Persatuan negara-negara Eropa dan Asia yang tergabung dalam Shanghai Cooperation Organization (SCO) menyambut positif kesepakatan nuklir Iran di Jenewa pekan lalu.
“Sebuah kompromi mengenai program nuklir Teheran akan memperbaiki situasi di Timur Tengah dan memperkuat rasa saling percaya antara negara-negara yang bersangkutan,” kata Sekretaris Jenderal SCO, Dmitriy Mezentsev pada konferensi di Uzbekistan, Jumat (29/11).
“Tujuan kesepakatan sebagai media bagi negara-negara untuk melakukan pembicaraan komprehensif, menjadikan program nuklir sebagai sarana kesejahteraan manusia, bukan tujuan perang,” tambahnya.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, Teheran memiliki hak melakukan pengembangan program nuklirnya seperti negara-negara lain di dunia. Itu harga mati yang tidak bisa dinegosiasikan.
Rouhani juga menyatakan, Iran selama ini bertindak rasional dan bijaksana dalam perundingan nuklir dengan sejumlah negara.
“Kami tegaskan selama perundingan bahwa Iran tidak terpengaruh ancaman, sanksi, dan diskriminasi. Iran tidak akan tunduk pada ancaman dari manapun,” tegasnya saat berpidato di depan Majelis Nasional Iran.
“Bagi kami, nuklir dan pengayaan uranium adalah harga mati di bawah kerangka kerja aturan internasional,” imbuhnya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Pada Ahad (24/11) lalu, Iran dan enam negara besar -Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Rusia, China dan Inggris mencapai kesepakatan program nuklir Iran. Kedua belah pihak menyatakan sepakat melanjutkan kembali perundingan pada 10 hari ke depan untuk mengakhiri sengketa yang berlangsung selama puluhan tahun.
Rouhani, yang terpilih sebagai presiden Iran Juni lalu adalah arsitek diplomasi Iran yang berusaha mempengaruhi negara besar untuk mencabut sejumlah sanksi ekonomi yang menghantam sektor perbankan dan minyak Iran.
Tim diplomasi Iran saat ini sedang mendorong kerangka kerja untuk menyelesaikan kecurigaan Amerika Serikat terhadap Iran atas masalah pengembangkan nuklir.
Iran sendiri berulangkali menyatakan bahwa aktivitas nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai, dan negaranya siap melakukan langkah-langkah yang diperlukan dengan catatan Barat mengakui hak mengembangkan teknologi atom serta mencabut sebagian sanksi ekonomi.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Tercatat ada delapan negara yang berhasil melakukan uji coba senjata nuklir. Lima di antaranya dianggap sebagai negara yang diperbolehkan mempunyai senjata nuklir, sesuai Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (Nuclear Non-Proliferation Treaty atau NPT).
Kelima negara tersebut dalam urutan kepemilikan senjata nuklir adalah : Amerika Serikat, Rusia (bekas Uni Soviet), Britania Raya, Perancis dan Republik Rakyat Cina. Di luar kelima negara NPT tersebut, ada tiga negara yang pernah melakukan uji coba nuklir yaitu: India, Pakistan dan Korea Utara.
Keempat negara tersebut tidak secara formal diakui sebagai negara pemilik senjata nuklir karena bukan penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir.
Israel walaupun tidak mengiyakan ataupun menyangkal memiliki senjata nuklir, tetapi diyakini memiliki sejumlah senjata nuklir. Sebanyak 200 senjata nuklir pernah dilaporkan berada dalam persenjataannya. (T/P04/R2/R1)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Mi’raj News Agnecy (MINA)