Pertempuran di Mali Ancam Kesepakatan Damai

Kidal, 18 Syawwal 1437/23 Juli 2016 (MINA) – Dua hari pertempuran terbaru di Utara dinilai mengancam perjanjian damai yang tercipta di tahun ini.

Petugas kesehatan mengatakan pada Sabtu (23/7), sudah 20 orang tewas dan sedikitnya 40 luka-luka akibat pertempuran antara Koordinasi Gerakan Azawad (CMA) yang didominasi kelompok Tuareg dengan pejuang milisi saingannya, Gatia.

Kedua kelompok telah berdamai dan bersama mengendalikan kota Kidal sejak Februari lalu.

Kedua kelompok menandatangani kesepakatan yang didukung PBB tahun lalu bersama pemerintah di Bamako, ibukota negara di Afrika Barat itu.

Kesepakatan untuk meredakan ketegangan dan membiarkan tentara fokus untuk mengalahkan kelompok-kelompok bersenjata lainnya di gurun utara.

Misi PBB di Mali (MINUSMA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bentrokan bermula sejak Jumat, Al Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Seorang perawat di pusat kesehatan utama di Kidal, salah satu kota terbesar di Mali Utara, mengatakan, dia melihat sekitar 20 orang mati, baik di klinik dan di jalan-jalan kota.

“Pemerintah Republik Mali menganggap bahwa situasi yang diciptakan oleh bentrokan ini merupakan ancaman serius terhadap pelaksanaan perjanjian damai,” kata relawan Palang Merah Ahamed Ag Mohomedine dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Mali belum memiliki kehadiran militer di Kidal sejak bentrokan antara tentara dan pemberontak Tuareg yang menewaskan 50 tentara di sana pada tahun 2014.

Pemerintah mendesak kedua belah pihak untuk mengakhiri pertempuran. (T/P001/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)