Damaskus, 17 Rabi’ul Akhir 1438/16 Januari 2016 (MINA) – Pertempuran di wilayah Lembah Wadi Barada sejak Sabtu hingga Ahad (15/1) sore dikhawatirkan mengancam gencatan senjata nasional di Suriah yang diprakarsai Turki dan Rusia.
Media pro-oposisi Suriah melaporkan, sedikitnya 10 warga sipil tewas dalam penembakan oleh pasukan Suriah di fasilitas yang melindungi pengungsi di lembah dekat ibukota Damaskus.
Aktivis lokal mengatakan serangan terjadi terhadap pusat kota kecil Deir Qanoun, di Lembah Wadi Barada.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Video yang direkam di lokasi pascaserangan menunjukkan sejumlah mayat tergeletak di lantai putih bangunan berlumuran darah. Mayat-mayat ditutupi dengan selimut sebagai kain kafan dan puing-puing furnitur rusak berserakan. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Bentrokan terjadi antara pasukan pro-pemerintah bersama paramiliter Hizbullah Lebanon melawan pasukan oposisi.
Pada hari Jumat (13/1) Gubernur Provinsi Damaskus mengatakan bahwa para insinyur telah memasuki fasilitas mata air Ain Al-Fija untuk memperbaiki kerusakan pada stasiun pompa, berdasarkan kesepakatan dengan pihak oposisi yang menguasai fasilitas tersebut.
Namun, kesepakatan itu runtuh pada Sabtu (14/1) setelah sekelompok orang bersenjata membunuh kepala negosiator pembicaraan.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Oposisi dan pihak pemerintah saling tuding terkait pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu.
Mata air Ain Al-Fija merupakan pemasok 70 persen lebih air bersih ibukota Damaskus.
Pasokan sumber ini telah dipotong sejak akhir Desember dan kedua belah pihak saling tuding.
Pemerintah menuding oposisi yang menguasai kawasan itu telah memotong dan mencemari pasokan air ke Damaskus. Sebaliknya, oposisi menuding pemerintah hanya membuat alasan untuk menyerang mereka di masa gencatan senjata.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sementara itu, pembicaraan damai antara pemerintah dan kelompok oposisi Suriah telah diatur di Astana, ibukota Kazakhstan pada 23 Januari mendatang. (T/RI-1/RI-1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan