Kuala Lumpur, MINA – Malaysian Consultative Council of Islamic Organization (MAPIM) bersama Komite Pemuda Malaysia dan Pusat Pemuda Internasional menggelar pertemuan antar LSM dunia “Regional NGO Strategic Meeting On The Rohingya Issue” di International Youth Centre Kuala Lumpur Malaysia.
Acara yang dihadiri perwakilan dari puluhan LSM/NGO di berbagai negara seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Turki, Bangladesh, Kamboja, Singapura, India, termasuk perwakilan dari Etnis Muslim Rohingya itu digelar Senin-Selasa, 2-3 Oktober 2017.
Wartawan Mi’raj News Agency (MINA), Nurhadis melaporkan dari Malaysia, Senin (2/10), pertemuan tersebut juga dihadiri perwakilan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Organisasi Konferensi Islam (OKI), Asian Youth Council (AYC), dan ASEAN.
Nurhadis mengatakan, pertemuan dengan tema “Solidarity with Rohingya for Justice and Peace/Solidaritas Bersama Rohingnya untuk Keadilan dan Perdamaian” ini bertujuan merancang strategi dan rencana nyata guna menangani krisis kemanusiaan yang dialami etnis Muslim Rohingya, dengan melakukan sinergi antar NGO regional dan internasional.
Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi
“Pertemuan ini membahas perkembangan terkini di Arakan dan Bangladesh, analisis krisis Myanmar, pengalaman NGO kemanusiaan Rohingya, dan advokasi dalam menangani krisi Rohingya,” jelasnya.
Presiden MAPIM, Mohd Azmi Abdul Hamid dalam sambutannya mengatakan, pertemuan ini bukan sekedar presentasi dengan mengutuk Myanmar semata namun harus ada aksi nyata.
“Apa yang harus kita lakukan untuk Etnis Rohingya, sebab mereka memerlukan kedamaian dan keadilan, maka diharapkan usulannya berupa aksi nyata,” katanya.
Presiden MAPIM yang biasa dipanggil Cek Gu Azmi ini juga mengatakan, pembunuhan, pembakaran, pemerkosaan, sampai sekarang masih terus berlangsung.
Begitu juga pengungsi yang sampai saat ini masih terus bertambah. Sejak Militer Myanmar melancarkan operasi militer pada 25 Agustus lalu, tercatat 500 ribu pengungsi dan diperkirakan 20 ribu orang perhari menyeberangi sungai Naf untuk lari ke Bangladesh yang mengakibatkan ratusan meninggal saat berusaha menyeberang selain kekurangan makanan dan minuman.(L/B01/RS1).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)