Pesantren Al-Qur’an Internasional Al-Fatah Akan Berdiri di Batam (Oleh: Shafril A. Lubis)

Oleh: Shafril A. Lubis, Ketua Badan Pengembang Wakaf Al-Fatah Pusat

 

Di bawah terik matahari di waktu zuhur, lebih seratus orang umat Islam melaksanakan shalat berjamaah di tanah lapang beralas terpal. Shalat Zuhur berjamaah tersebut menandai awal acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nurul Qur’an yang juga sebagai awal pembangunan Pesantren Al-Quran Internasional Al-Fatah.

Cikal bakal lembaga pendidikan agama bertaraf internasional itu terletak di lahan wakaf seluas 4 hektare di Pulau Rempang, tepatnya di Trans Barelang, RT 001/RW 001 Kelurahan Rempang Cate, Kecamatan Galang, , Provinsi Kepulauan Riau.

Acara peresmian pembangunan Pesantren Al-Qur’an Internasional Al-Fatah itu berlangsung Sabtu siang, 31 Agustus 2019, dipimpin oleh Yakhsyallah Mansur, imam wadah persatuan umat Jama’ah Muslimin (Hizbullah).

Al-Fatah adalah jaringan lebih dari 20 pesantren di berbagai wilayah di Indonesia, yang berpusat di Cileungsi, Kabupaten Bogor.

Dalam acara tersebut, Manajer Proyek Pembangunan Ir. Syarif Tarigan menjelaskan, sejalan dengan konsep santripreneur, lingkungan pesantren tersebut nantinya juga akan dikembangkan sebagai lahan produktif dengan peternakan, pertanian sayur dan buah-buahan organik.

“Ke depannya diharapkan pesantren ini bisa pula berfungsi sebagai sarana wisata edukasi religi di kawasan terdepan Indonesia yang berdekatan dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura,” katanya.

Dalam tausiyahnya, Imaam Yakhsyallah menyampaikan keutamaan dan kemuliaan masjid, karenanya bangunan pertama yang dibangun dalam proyek besar tersebut adalah masjid.

“Dengan dimakmurkan masjid oleh kaum Muslimin yang mencari keridaan Allah semata, insya-Allah akan menjauhkan murka Allah dari muka bumi,” kata Imaam Yakhsyallah di hadapan lebih seratus muslimin dan muslimat yang menghadiri acara tersebut.

Sebagai pesantren yang akan berfokus kepada ilmu Al-Quran, pembina jaringan Ponpes Al-Fatah se-Indonesia itu pun menjelaskan tentang fungsi Al-Quran.

“Dalam Al-Quran itu telah ada pokok-pokok agama, norma-norma hukum, hikmah-hikmah dan tuntunan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. Al-Quran adalah kitab suci yang senantiasa harus dipedomani sebagai penuntun pemecahan problematika manusia saat ini,” katanya.

Imaam Yakhsyallah menjelaskan bahwa Pesantren Al-Qur’an Internasional Al-Fatah di Batam itu bertujuan untuk mengajarkan Islam yang membawa persatuan bukan perpecahan.

Pada gilirannya, Lurah Rempang Cate, Suyatmi, menyatakan bahwa ia menyambut gembira pembangunan tersebut karena sejalan dengan pengembangan Batam untuk meningkatkan kualitas umat.

Wanita itu berterima kasih karena ada warganya, walaupun tidak berdomisili di Rempang Cate, tetapi memiliki tanah di wilayah Kelurahan Rempang Cate, yang bersedia mewakafkan tanahnya untuk dijadikan pesantren.

Dengan dimulainya pembangunan pesantren yang diawali dengan mendirikan Masjid Nurul Qur’an, diharapkan para donatur dapat meningkatkan infaknya agar pembangunan dapat segera diselesaikan.

Amir Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jambi Shaleh Hafiz mengatakan, mendirikan masjid sebagai awal dari pembangunan Pesantren Al-Qur’an Internasional Al-Fatah, merupakan langkah dari mencintai dan mengamalkan Al-Quran, yang menjadi pedoman hidup yang tidak ada kekurangannya bagi umat manusia.

“Pembangunan ini adalah amal salih yang sangat mulia di sisi Allah.  Karena itu diharapkan dengan kesungguhan kita bekerja yang didasarkan kepada keberserahdirian sepenuhnya kepada Allah, Masjid Nurul Qur’an ini dan Pesantren Al-Fatah akan dapat segera terealisasi,” katanya.

Tanah seluas 4 hektare ini diwakafkan oleh Suryadi yang langkahnya didukung oleh keluarga.

Menyadari bahwa harta tidak akan ia bawa ke akhirat adalah hal yang mendorong Suryadi untuk mewakafkan tanahnya.

“Dengan wakaf ini saya berharap akan keridaan Allah dan mencatatnya sebagai jariah saya dan keluarga saya yang mendukung saya mewakafkan tanah seluas 4 hektar ini. Saya bersyukur Yayasan Al Fatah sudah memulai pembangunan kompleks pesantren ini yang diawali dengan mendirikan Masjid Nurul Qur’an,” ujarnya.

Dalam proses penggalangan wakaf dan infak, Imaam Yakhsyallah menyerukan agar umat Islam memperbanyak infak karena merupakan ibadah yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah.

“Khususnya bagi infak awal memperoleh nilai yang lebih tinggi nilai amalnya karena merupakan jariah awal yang memungkinkan pembangunan selanjutnya,” katanya. (A/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.