Pesepakbola Muslim: Masa Muda Mohammed Salah Yang Menginspirasi

Pesepakbola muslim asal Mesir, Mohammed Salah Ghaly  tampil gemilang bersama klub Liverpool di Liga Inggris dengan mencetak torehan gol yang fantastis serta mampu membawa negaranya melaju ke Piala Dunia 2018.

Bukan hanya itu, performanya yang luar biasa memberinya banyak penghargaan pada akhir musim 2017–18,  Salah meraih tempat ketiga untuk pemain terbaik Eropa versi FIFA tahun 2018 dan pemain terbaik Afrika dua kali berturut-turut tahun 2017 dan 2018.

Berbagai prestasi dan penghargaan yang diraih Mohammed Salah saat ini telah membawa dirinya menjadi dan penyemangat bagi seluruh penggemarnya dari yang dewasa hingga anak-anak. Namun tidak banyak yang tahu bagaimana perjuangannya untuk meraih kesuksesannya,terutama kisah penuh peristiwa penting dari masa kecilnya hingga saat ini.

Masa Muda

Dikuti dari lifebogger.com, Muhammed Salah kecil lahir pada 15 Juni 1992, di Basion, El Gharbia, Mesir. Ia lahir dari ayahnya, Salah Ghally, dan ibu yang namanya belum diketahui. Ia sangat mencintai sepakbola, sebab Salah tumbuh dalam keluarga pemain sepakbola, ayah dan dua pamannya bermain di klub pemuda di Desa Nagrig.

Seiring berjalannya waktu, Salah muda menyadari bahwa sepakbola bukan hanya untuk kesenangan tetapi kegiatan yang bisa ia ubah menjadi karier. Kesadaran itu membuatnya bertahan dalam pengabdiannya pada olahraga meskipun nilai akademisnya tidak memuaskan.

Dengan terus-menerus berlatih di lapangan sepakbola Youth Centre di Desa Nagrig, Mesir akhirnya ia dapat ikut berpartisipasi dalam turnamen sekolah.

Untuk seorang anak muda yang berjuang dengan akademisi sambil berusaha membangun karir di sepakbola, bisa jadi sulit mengembangkan cita-citanya. Namun, Salah memastikan dia tetap menonton pertandingan sepakbola setiap kali dia tidak berada di lapangan.

Selain itu, ia belajar dari bintang-bintang sepakbola yang sudah mapan (termasuk Ronaldo dan Zidane) yang dianggapnya pekerja keras. Suatu perkembangan yang membuat ayahnya berusaha untuk menempatkannya di jalan yang benar untuk mencapai mimpinya.

Awal karirnya sebagai pemain sepakbola adalah bermain untuk Kota Tanta kemudian pada usia 14, Salah bergabung dengan klub Kontraktor Arab di Kairo. Itu adalah klub sepakbola kedua di luar Basion, kota kelahirannya.

Di klub Kontraktor Arab, Salah menunjukan penampilan yang mengesankan sebagai seorang anak di bawah 15 tahun. Pelatih Kontraktor Arab Said El-Shishini sangat terkejut dengan permainan Salah.

“Salah memaksakan dirinya sendiri dengan kemampuannya untuk menembus pertahanan tim lawan dengan mengambil bola dari tengah lapangan langsung ke area kotak penalti,” ungkap El-Shishini.

Karir Profesional

Kemudian, Salah muda memulai karir profesionalnya tahun 2008, pada usia 17 tahun untuk tim El Mokawloon di Liga Premier Mesir. Setelah tampil memuaskan untuk tim yang berjuluk Serigala Gunung tersebut, ia dipanggil oleh Timnas Mesir untuk Piala Dunia U-20 pada tahun 2011. Ia berhasil mencatatkan namanya di papan skor dari titik penalti saat Mesir menghadapi Argentina di babak 16 besar.

Setelah turnamen tersebut, Salah langsung bergabung dengan klub liga Swiss, Basel untuk harga yang dirahasiakan. Di Swiss, ia menjadi bintang ketika ia membawa Basel merebut juara liga di musim pertamanya dan meraih meraih SAFP Golden Player Award.

Performa Salah kemudian menarik minat klub Liga Inggris Chelsea, dan ia bergabung dengan harga 11 juta euro tahun 2014. Namun, ia jarang dimainkan di musim debutnya, kemudian ia dipinjamkan ke klub Serie A Italia Fiorentina dan akhirnya Roma membelinya secara permanen seharga 15 juta Euro.

Saat masih bergabung dengan Chelsea, Pelatih Jose Mourinho sempat memuji penampilan Salah. “Dia masih muda, dia cepat, dia kreatif, dia antusias. Ketika kami menganalisisnya, dia terlihat seperti pemain dengan kepribadian yang rendah hati di lapangan, seseorang yang siap bekerja untuk tim,” kata Mourinho.

Bahkan Mourinho mengatakan, Salah memiliki kualitas yang sama dengan pemain berbakat seperti, Gareth Bale dan Arjen Robben.

Menyusul performanya yang konsisten di Roma dengan menduduki posisi kedua Liga Serie A Italia tahun 2017, Salah kembali ke Premier League untuk bergabung dengan Liverpool seharga 36,9 juta euro.

Ketika masa keduanya di Inggris, Salah mengadaptasi permainannya dari sayap murni menjadi penyerang komplit dan dengan cepat menjadi titik fokus tim. Ia kemudian memecahkan rekor klub dalam musim debutnya, menerima penghargaan Sepatu Emas setelah mencetak 32 gol dari 36 pertandingan. Ia juga menjadi pemain pertama yang memenangkan 3 kali penghargaan Pemain Terbaik Liga Inggris Bulanan dalam musim yang sama.

Kesuksesan Yang Menginspirasi

 Selain itu, keberhasilan Salah bersama klub Liga Inggris, Liverpool adalah sumber kebanggaan luar biasa bagi warga Mesir. Berlatar belakang dari keluarga kelas menengah, ia tetap menjadi pahlawan nasional yang digambarkan sebagai piramida keempat Mesir.

Salah juga mempunyai hati yang dermawan dan peduli dengan membangun rumah sakit dan sekolah di kota asalnya, Nagrig. Hal tersebut menjadi dampak positif atas karirnya yang terus berkembang.

Salah juga dijuluki ‘Messi Mesir’ oleh para penggemarnya asal negaranya yang bersemangat saat melihatnya bermain bagus. Selain itu, keterampilan teknis, kecepatan, posisi dan gaya bermain langsungnya juga disebut-sebut mirip dengan Lionel Messi oleh media Italia dan di seluruh dunia.

Sementara itu, eks penyerang Borussia Dortmund Mohamed Zidan menyebut kesuksesan Muhammed Salah telah membuatnya menjadi inspirasi bagi banyak anak-anak di Mesir untuk bekerja keras dan mengikuti jejaknya.

Kesuksesan Salah ini membuat Zidan ikut merasa senang. Ia menyebut banyak orang termasuk dirinya yang mendukung dan mendoakan Salah agar terus sukses. (A/Sj/RS1)

Mi’raj News Agency (MINA)