PIDATO ABBAS DI PBB: PALESTINA TIDAK MUNGKIN KEMBALI BERUNDING DENGAN ISRAEL

Presiden Palestina Mahmoud Abbas, selama pidato dalam Sidang Umum PBB ke-69 di New York, Jumat (26/9). (Foto: UNGA)
Presiden Mahmoud Abbas, selama pidato dalam Sidang Umum ke-69 di New York, Jumat (26/9). (Foto: UNGA)

New York, 3 Dzulhijjah 1435/27 September 2014 (MINA) – Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dalam pidato Sidang Umum tahunan PBB ke-69, Jumat, mengatakan, kembali ke perundingan langsung dengan adalah mustahil dan menuduh entitas Zionis itu melakukan “genosida”.

Berbicara sehari setelah dia mengatakan bahwa pidato akan mengungkap cara baru ke depan untuk solusi permasalahan Palestina, Abbas mengecam Israel karena “telah menentukan lebih dulu”, hasil dari proses negosiasi sejauh ini.

Abbas telah berjanji menyerahkan sebuah resolusi untuk menetapkan agenda dalam mengakhiri pendudukan tidak sah Israel dan mendirikan Negara Palestina yang merdeka, Ma’an News sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.

“Resolusi mendatang akan didasarkan pada Resolusi Majelis Umum PBB 194 dengan unsur-unsur tambahan lebih banyak dari Inisiatif Perdamaian Arab terbaru,” katanya, menekankan akan ada sedikit hal baru dalam resolusi.

Abbas juga mengatakan, rakyat Palestina tidak akan membuat konsesi dengan mengorbankan hak-hak mereka, menekankan mereka ingin mengakhiri pendudukan tidak sah Israel.

Presiden Palestina menyatakan, perundingan damai dengan Tel Aviv selalu terhalang oleh pelanggaran Israel, yang meliputi pembangunan dan perluasan pemukiman ilegal hanya bagi Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, di dalam dan sekitar yang diduduki, selain agresi berkelanjutan terhadap rakyat Palestina dan tanah mereka.

Dalam pidato di hadapan Sidang Umum PBB sekitar 12:00-12:30 waktu setempat, Abbas juga menuduh Israel melancarkan “perang genosida” di dan bersumpah untuk menuntut kejahatan perang itu.

“Kami tidak akan melupakan dan kami tidak akan mengampuni, kami tidak akan membiarkan penjahat perang menghindari hukuman,” kata Abbas dalam pidatonya di Majelis Umum PBB

Agresi militer Israel di Jalur Gaza selama 51 hari -perang ketiga di Jalur Gaza dalam enam tahun terakhir- menewaskan lebih dari 2.150 warga Palestina, kebanyakan warga sipil.

“Israel telah memilih untuk menjadikan tahun ini perang baru dari genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina,” katanya.

Perang di Gaza adalah serangkaian kejahatan perang mutlak dilakukan sebelum mata dan telinga dari seluruh dunia tertutup, ujarnya.

Palestina telah mengancam akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasionalberbasis di Den Haag untuk memungkinkan tindakan hukum yang akan diambil terhadap Israel.

Agres militer Israel di Gaza berakhir pada 26 Agustus lalu ketika kedua belah pihak, gerakan perlawanan Palestina dan Israel, sepakat melakukan genjatan senjata di Kairo dan mengadakan pembicaraan masa depan pada tuntutan Palestina untuk mengakhiri blokade delapan tahun Gaza.

Juru Kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rdeineh mengatakan kepada Ma’an News, pidato Abbas menentukan fitur dari gerakan politik menuju tahap berikutnya “karena kebijakan de facto dan pendudukan tidak dapat diterima lagi.”

Abu Rdeineh menambahkan, “keseimbangan yang hilang di kawasan itu tidak dapat dipertahankan dan pilihan berikutnya akan menggelar visi baru.”

Peran PBB

Sebelum berpidato, Presiden Mahmoud Abbas bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon di kantor pusat PBB di New York. Dalam pertemuan tersebut, delegasi Palestina menegaskan kembali pentingnya kerja badan-badan PBB di Palestina, dan khususnya program kemanusiaan mereka.

Presiden Abbas mengucapkan terima kasih kepada PBB untuk pekerjaan luar biasa mereka di lapangan, dan khususnya berterima kasih UNRWA untuk komitmen mereka terhadap kesejahteraan rakyat Palestina terutama di Gaza di mana fasilitas dan staf mereka menjadi sasaran selama agresi terbaru Israel terhadap Jalur Gaza.

Presiden Abbas menjelaskan kepada Sekjen PBB pada perkembangan politik terbaru, termasuk rekonstruksi Gaza yang dipimpin oleh pemerintah konsensus nasional Palestina dalam koordinasi dengan PBB.

Presiden Abbas juga mengatakan kepada Sekjen pada kebijakan terbaru kolonisasi Israel di Negara Pendudukan Palestina, khususnya di Tepi Barat, termasuk Al-Quds Timur, serta serangan Israel terbaru terhadap Masjid .

“PBB memiliki peran utama untuk bermain dalam mengakhiri pendudukan Israel. Hampir 70 tahun yang lalu PBB diciptakan untuk menjaga perdamaian dunia dan menghentikan penjajahan. Sudah saatnya bagi Palestina untuk menikmati kebebasan dan martabat mereka setelah puluhan tahun penindasan, penjajahan, pengasingan dan Apartheid,” kata Abbas.

Presiden Abbas melakukan beberapa pertemuan bilateral selama kunjungan enam hari ke New York.(T/R05/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0