Pidato Abbas Saat Peringati Nakbah: Rakyat Palestina Akan Menang

Ramallah, MINA – Berbicara kepada orang-orang pada malam peringatan ke-72 peristiwa Nakbah, Presiden Palestina mengatakan, meskipun puluhan tahun menderita, rakyat Palestina pada akhirnya akan menang.

“Para pembuat Nakbah menginginkan Palestina hilang. Mereka bertaruh bahwa nama Palestina akan dilenyapkan dari buku-buku sejarah dan mereka melakukan segala macam konspirasi keji, tekanan, pembantaian dan skema likuidasi. Termasuk apa yang disebut kesepakatan abad ini, untuk mencapai tujuan mereka. Namun semua itu hancur berkat kasih karunia Allah atas usaha orang-orang Palestina yang hebat ini, yang berakar kuat di tanah mereka,” kata Abbas seperti dikutip WAFA, Kamis (14/5).

Abbas mengatakan, terlepas dari semua hambatan, kebijakan, dan tindakan pelanggaran pendudukan Israel yang agresif, warga Palestina tetap melanjutkan dengan keyakinan untuk mengembalikan hak-hak secara penuh dan menghapus pendudukan Israel dari tanah suci Al-Quds.

“Pawai suci ini tidak akan berhenti sampai kita mengibarkan bendera Palestina di Masjid Al-Aqsa yang suci dan Gereja Makam Suci, di Yerusalem ibukota abadi kita,” ujar Abbas.

Ia juga mengatakan, Palestina telah mencari perdamaian yang adil di kawasan itu, tetapi mereka tidak akan menunggu selamanya untuk itu.

“Kami telah mengulurkan tangan kami untuk perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan resolusi legalitas internasional. Kami masih memiliki harapan untuk mencapai itu. Tapi kami tidak akan menunggu selamanya. Tidak ada yang lebih berharga bagi kami selain Palestina, dan tidak lebih terhormat bagi kami daripada rakyat kami dan hak-hak nasional mereka,” katanya.

Abbas menegaskan kembali posisinya bahwa semua perjanjian dengan Israel akan dibatalkan jika pencaplokan wilayah Palestina yang direncakan pendudukan Israel terus berjalan.

“Kami akan mempertimbangkan kembali posisi kami dari semua perjanjian dan pemahaman, apakah itu dengan negara pendudukan Israel, atau dengan Amerika Serikat. Kami akan dibebaskan dari semua perjanjian dan pemahaman ini jika otoritas pemerintah Israel menyatakan aneksasi bagian apa pun dari tanah kami yang diduduki. Kami juga akan meminta pemerintah Amerika Serikat dan Israel bertanggung jawab atas semua konsekuensinya,” imbuhnya.

Peristiwa Nakbah atau malapetaka, merupakan sebuah peristiwa yang menandai krisis terbesar warga Palestina oleh penjajahan Zionis Israel pada 15 Mei 1948. Antara 750.000 hingga satu juta warga Palestina saat itu kehilangan rumah dan tanah mereka, menyebabkan krisis pengungsi terpanjang di dunia dengan kamp-kamp yang didirikan di Tepi Barat, Jalur Gaza, Lebanon, Yordania dan Suriah untuk menampung orang-orang Palestina yang diusir.

Kamp-kamp itu menjadi permanen dan masih berdiri sampai sekarang. Seiring bertambahnya keluarga, kamp-kamp menjadi terlalu padat. (T/R6/RS2).

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: siti aisyah

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.