Pimpinan Qanadeel Al-Quds Kunjungi Ponpes Al-Fatah Cileungsi

Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Wakil Ketua Yayasan Qanadeel Al-Quds, LSM Internasional yang berkantor di Turki, Dr. Ali Erdogan bersama tokoh asal Gaza Dr. Abdurrohim Syihab mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah yang berpusat di Desa Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Rabu malam (16/1).

Dalam kunjungan yang diterima langsung oleh Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH. Yakhsyallah Mansur itu, Erdogan mengatakan, kedatangannya tersebut dalam rangka untuk berbagi informasi kepada masyarakat Indonesia seputar kondisi terkini Palestina seperti di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Al-Quds yang di dalam terdapat Masjid Al-Aqsa.

Erdogan menjelaskan, lembaganya didirikan tujuh tahun lalu oleh sejumlah akademi dan para insinyur di Istanbul, Turki.

“Qanadeel adalah sebuah institusi yang memiliki program membangun hubungan dengan lembaga lembaga-lembaga di dunia untuk bekerja sama dalam hal pembangunan di daerah Al-Quds (Yerusalem),” jelas Erdogan dalam perbincangannya dengan jamaah salat Magrib di Masjid At-Taqwa, Komplek Ponpes Al-Fatah Cileungsi.

Pada kesempatan itu, Erdogan yang berbicara menggunakan bahasa Inggris dan diterjemahkan oleh Ketua Aqsa Working Grup (AWG), Agus Sudarmadji, mengatakan pihaknya telan menjalin kerjasama dengan para penduduk Palestina di Al-Quds maupun di Turki.

“Sejak tujuh tahun lalu, Alhamdulillah kami sudah menyelesaikan 350 proyek di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi di Al-Quds, Baitul Maqdis,” ujarnya.

Dia mengatakan proyek yang dilaksanakan di bidang pendidikan sudah berjalan 60 persen dari total proyek. “Saya percaya tanpa pendidikan dan kekuatan identitas budaya kita tidak mampu berbuat yang terbaik,” ujarnya.

Menurut Erdogan, sejak bangsa Palestina dijajah entitas Zionis Yahudi, rakyat Palestina menderita terutama tak mendapatkan akses pendidikan.

Akibat pejajahan yang tak berkesudahan itu, anak-anak Palestina sangat menderita dengan kurangnya kualoitas belajar di sekolah sehingga mereka tidak mendapatkan pendidikan yang memadai. Sebagi contoh satu kelas dihuni banyak murid sementara fasilitas di bidang pendidikan sangat minim sekali.

Tanah Palestina tercatat sebagai sejarah kedamaian. Namun, setelah dijajah oleh orang Yahudi banyak timbul masalah-masalah bagi warga Palestina, pungkasnya.

“Untuk itu, kita akan fokus dalam memperbaiki permasalahan pendidikan (di sana) ini,” imbuhnya.

“Program yang kami lakukan adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperbaiki sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah yang ada di lingkungan Kota Al-Quds,” tambahnya. (R/Gun/R01)

 

Mi’raj News Agency (MINA)