Addis Ababa – Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed memberi waktu 72 jam kepada pasukan regional Tigray untuk menyerah sebelum militer memulai serangan di ibu kota regional Mekelle.
“Kami mendesak Anda untuk menyerah secara damai dalam 72 jam, menyadari bahwa Anda berada di titik tidak bisa kembali,” kata Abiy dalam pesan Twitter pada Ahad malam (22/11), TRT World melaporkan.
Sebelumnya pada Ahad tentara Ethiopia mengatakan, pihaknya berencana mengepung ibu kota wilayah Tigray yang dikuasai pemberontak dengan tank dan mungkin menggunakan artileri di kota itu untuk mencoba mengakhiri perang yang hampir tiga pekan, mendesak warga sipil untuk menyelamatkan diri.
Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang menolak menyerahkan kekuasaannya di wilayah utara mengatakan, pasukannya sedang menggali parit dan tembok kokoh.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“Tahap selanjutnya adalah bagian yang menentukan dari operasi itu, yaitu mengepung Mekelle menggunakan tank,” kata juru bicara militer Ethiopia Kolonel Dejene Tsegaye kepada Ethiopia Broadcasting Corporation.
“Kami ingin mengirim pesan kepada publik di Mekelle untuk menyelamatkan diri dari serangan artileri dan membebaskan diri dari junta … Setelah itu, tidak akan ada belas kasihan,” tegasnya.
Militer mengatakan telah merebut kota Igada Hamus, sekitar 97 kilometer dari ibu kota Mekelle.
Pasukan federal Perdana Menteri Abiy telah menguasai serangkaian kota selama pengeboman udara dan pertempuran darat. Sekarang membidik Mekelle, kota dataran tinggi berpenduduk sekitar 500.000 orang tempat pemberontak bermarkas.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Perang telah menewaskan ratusan, mungkin ribuan orang, mengirim lebih dari 30.000 pengungsi ke negara tetangga Sudan. Mereka melihat roket ditembakkan oleh pemberontak ke wilayah tetangga Amhara dan melintasi perbatasan ke negara Eritrea.
Negara-negara di sekitar Afrika dan Eropa telah mendesak gencatan senjata, tetapi Abiy sejauh ini menolaknya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Rwanda Kirim 19 Ton Bantuan Kemanusiaan ke Gaza