Polisi India Tangkap Lebih Seribu Pengunjuk Rasa di Kashmir

, 6 Dzulqa’dah 1437/9 Agustus 2016 (MINA) – Pasukan pemerintah menangkap lebih dari seribu pengunjuk rasa di Kashmir selama dua pekan terakhir.

Inspektur Jenderal Syed Javaid Mujtaba Gillani mengatakan pada Senin (8/8), penangkapan itu dalam upaya membendung dan mengakhiri demonstrasi anti-India di wilayah Himalaya tersebut, demikian Al-Jazeera memberitakannya yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Kashmir telah berada di bawah kuncian keamanan dan jam malam sejak terjadi pembunuhan terhadap seorang komandan gerilyawan populer pada 8 Juli yang memicu beberapa aksi protes terbesar terhadap kekuasaan India dalam beberapa tahun terakhir.

Puluhan ribu orang telah menentang berlakunya jam malam dan berpartisipasi dalam protes jalanan, mengakibatkan sering terjadi bentrokan antara warga yang melempar batu dengan pasukan pemerintah menembakkan peluru tajam dan gas air mata.

Pada hari Senin, puluhan ribu tentara berpatroli di jalan-jalan dan memberlakukan jam malam di sebagian besar Kashmir. Toko-toko dan sekolah ditutup.

Namun, protes yang menuntut diakhirinya kekuasaan India di kawasan itu terus berlangsung di beberapa tempat. Hari itu, ada bentrokan antara demonstran dan pasukan pemerintah setidaknya di lima lokasi. Tujuh warga sipil dilaporkan terluka.

Politisi yang mendukung pemisahan Kashmir dari India telah meminta warga untuk menolak tindakan keras tentara ketika lingkungan merazia untuk menangkap orang-orang muda.

Kashmir terbagi menjadi dua wilayah milik India dan Pakistan. Kedua negara pernah terlibat dua kali perang sejak kolonialis Inggris meninggalkan negeri itu pada tahun 1947.

Lebih dari 68.000 orang, kebanyakan warga sipil, telah tewas sejak kelompok militan mulai melawan pasukan India di tahun 1989 dan dalam tindakan keras militer India berikutnya. (T/P001/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.