Ohio, AS, 12 Rajab 1436/1 Mei, 2015 (MINA) – Ismahan Isse (29 th), Polisi Wanita (Polwan) Somalia-Amerika yang sedang mengikuti pendidikan Akademi Kepolisian di Colombus, negara bagian Ohio, Amerika Serikat memutuskan untuk berhenti dari pendidikan karena adanya larangan menggunakan jilbab selama kegiatan.
Ismahan Isse, terdaftar sebagai anggota polisi yang sesang mengikuti program pendidikan untuk mendapatkan gelar di jurusan Criminal Justice atau hukum pidana.
Ia mulai masuk program Akademi Kepolisian Colombus pada bulan Desember tahun 2014 lalu. Namun pada 16 Maret lalu dia menyatakan keluar dari pendidikan tersebut.
“Saya mengatakan kepada mereka, alasan utama saya adalah jilbab” kata ibu tiga anak itu, ungkap media The Columbus Dispatch, Kamis (30/4), yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Muslimah Produktif: Rahasia Mengelola Waktu di Era Digital
Menurutnya, ia ingin mengikuti pendidikan tersebut, tetapi jilbab baginya adalah identitasnya sebagai Muslimah.
“Saya ingin tetap seperti ini, memakai jilbab,” tambahnya.
Departemen Kepolisian di kota-kota AS sebenarnya telah membuat peraturan yang mengakomodasi pemakaian jilbab ketika merekrut calon polisi dari masyarakat yang semakin beragam.
Walikota Ohio, Michael B. Coleman telah meminta pejabat keamanan Columbus untuk memeriksa kembali kebijakan kota.
Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Bahagia: Kunci Kesuksesan Muslimah di Rumah
Coleman menyebutkan, kebijakan dapat mempengaruhi rekrutman berikutnya, kata juru bicaranya, Tyneisha Harden.
“Kami berusaha untuk memeriksa hal itu dan ingin melihat bagaimana peraturan di kota lain,” ujar Harden.
Anggota Dewan Kota Zach Klein, yang memimpin komite keamanan dan peradilan umum menyatakan, kota harus memperhatikan keanekaragaman petugas yang mencerminkan masyarakat.
“Ini adalah salah satu dari banyak solusi untuk memperbaiki citra polisi dan hubungannya dengan masyarakat,” kata Klein.
Baca Juga: Peran Muslimah di Akhir Zaman: Ibadah, Dakwah, dan Keluarga
Sementara itu, Juru bicara kepolisian Colombus, Denise Alex-Bouzounis mengatakan, ada dua alasan mengapa jilbab tidak diperbolehkan dalam akademi kepolisian. Pertama, semua petugas harus berpenampilan sama dalam seragam dan kedua untuk keselamatan.
Menurutnya, seringkali peserta diwajibkan menggunakan helm dan masker gas, dan hal itu tidak akan cocok digunakan jika menggunakan jilbab.
Menjaga Identitas
Keberanian Ismahan Isse meninggalkan pelatihan kepolisian, dipandang sebagai gelombang baru yang melanda seluruh AS saat ini.
Baca Juga: Kesabaran Seorang Istri
Somalia Current menyebutkan, wanita-wanita Muslimah AS kini terus berjuang untuk mempertahankan identitas mereka, dan hal it uterus menginspirasi lebih banyak wanita untuk tetap mempertahankan prinsip identitas mereka.
Ohio beribukota Columbus, memiliki populasi Somalia terbesar kedua di AS, sekitar 40.000 jiwa, tetapi Divisi Kepolisian belum pernah memiliki seorang perwira Somalia, kata Hassan Omar, yang memimpin Asosiasi Komunitas Somalia dari Ohio.
“Kota ini tidak mendorong orang Amerika baru kebangsaan apapun untuk menjadi bagian dari kehadiran polisi, dan itu memalukan,” katanya. (T/roy/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Muslimat dan Dakwah, Menyebarkan Kebaikan Lewat Akhlak