Al-Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah Lampung menyambut silaturahim dan kunjungan pelajar Palestina, Yasmin Mahmoud Anbar di Masjid An-Nubuwwah, Kamis (1/9).
Kedatangan Yasmin merupakan agenda Lembaga Maemunah Center (Mae-C), sayap Lembaga Peduli Palestina Aqsa Working Group (AWG) yang konsen pada permasalahan perempuan dan anak-anak Palestina dalam rangka silaturahim sebagai bentuk orientasi pengenalan kebudayaan Indonesia bagi Yasmin yang akan menempuh pendidikan di Indonesia.
Hadir pada silaturahim dan kunjungan tersebut Pembina Ponpes Al-Fatah Lampung, Abdulllah Mutholib, sesepuh kampung Muhajirun, dan tokoh pemuda setempat.
Pembina Ponpes Al-Fatah Lampung, menyambut baik kedatangan Yasmin dan mengucapkan selamat datang kepada pelajar asal Gaza Palestina ini.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Pimpinan Ponpes Al-Fatah, Muflihuddin Lc dalam sambutannya memperkenalkan Ponpes Al-Fatah beserta lembaga-lembaga lain dari jaringan Ponpes yang memiliki cabang lebih dari 30 pesantren di seluruh Indonesia.
“Ada pula AWG, lembaga kemanusiaan Palestina yang merupakan bagian dari jaringan Ponpes Al-Fatah, ada Ukhuwah Al-Fatah Rescue (UAR) yang bergerak terjun ke berbagai tempat bencana alam baik di dalam maupun di luar negeri,” tambahnya.
Ketua Mae-C, Onny Firyanti Hamidy yang turut hadir dalam pertemuan tersebut berharap masyarakat Indonesia mendapatkan banyak informasi melalui Yasmin, khususnya terkait kehidupan dan gambaran para perempuan dan anak-anak di Palestina.
“Kami (Mae-C) sebagai lembaga juga perlu tahu Informasi mengenai adat-istiadat, kondisi geografis, kekayaan hasil tanah Palestina, yang belum semua orang tahu akan keadaan ini, bukan hanya tentang peperangan saja,” ujarnya.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Selain itu, lanjut Onny, masyarakat juga perlu mendapatkan informasi terkait pendidikan anak-anak di sana. “Apa saja yang mereka pelajari, dan kebiasaan-kebiasaan para perempuan Palestina yang ditinggal oleh para suaminya yang gugur di jalan Allah,” katanya.
Yasmin dalam penyampaiannya menekankan nilai-nilai positif Palestina yang harus ditegakkan, karena yang bisa diketahui dewasa ini, masih banyak tersebar media-media propaganda yang menyeleweng dan sangat jauh dari keadaan sebenarnya yang terjadi di Palestina.
“Dengan ini saya ingin menyuarakan, dan menyiarkan lewat tulisan tentang apa yang sebenarnya terjadi, mudah-mudahan dunia tahu akan hal ini,” tegasnya.
Menurutnya, nasib perempuan Palestina akan jauh lebih baik jika mempunyai kegiatan yang dapat bernilai amal shaleh untuk perjuangan membela kemerdekaan Palestina serta sebagai sumber penghidupan selepas ditinggalnya oleh para suami mereka yang syahid ketimbang menadahkan tangan mereka untuk menerima santunan.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
“Karena mereka janda yang ditinggal syahid, sedemikian rupa mendidik anak-anaknya untuk berani mengambil resiko selama hal itu adalah perjuangan dalam membela tanah mereka, sekalipun mati syahid,” tambahnya.
Di akhir perbincangan, Yasmin berharap kepada AWG dan Mae-C juga jaringan ponpes Al-Fatah seluruh Indonesia untuk bekerja sama dengan para perempuan Palestina dalam memberikan kegiatan dalam misi bersama berjuang dalam membela Palestina. (L/ara/B03/RS2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel