Bakau, Gambia, 22 Jumadil Awwal 1438/20 Februari 2017 (MINA) – Presiden Gambia yang baru, Adama Barrow, menegaskan komitmennya untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia di negara itu dan memerintahkan pembebasan semua tahanan yang ditahan tanpa pengadilan.
“Semua mereka yang ditahan tanpa pengadilan akan dibebaskan,” katanya saat acara peresmian Stadion Independence di Bakau, sebuah kota 20km dari ibukota Banjul pada Sabtu (18/2) lalu.
Sebanyak 171 narapidana di Penjara Mile 2, barat Gambia dibebaskan. Mereka semua ditahan tanpa pengadilan selama 22 tahun pemerintahan mantan Presiden Yahya Jammeh.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Di masa Presiden Jammeh diisukan ada penghilangan paksa terhadap lawan politik dan penahanan tanpa pengadilan yang menciptakan iklim ketakutan. Ratusan orang dipenjara karena pandangan politik mereka dan ribuan lainnya terpaksa meninggalkan negara itu.
“Ini adalah hari kemenangan bagi politisi Gambia yang selama beberapa dekade menghadapi penangkapan dan intimidasi dari keamanan,” kata wartawan Al Jazeera Nicolas Haque ibukota, Banjul, yang dikutip MINA. “Di antara kabinet baru Gambia ada pria dan wanita yang telah menghabiskan waktunya di penjara Mile 2.”
Haque melaporkan bahwa banyak politisi telah meninggal dunia dalam tahanan atau hilang setelah dibawa ke penjara. (T/RI-1/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel