Vientiane, 6 Dzulhijjah 1437/8 September 2016 (MINA) – Mengawali kegiatannya pada hari terakhir kunjungannya ke Laos, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia Malcom Turnbull, di ASEM Villa, Vientiane Laos, Kamis (8/9) pagi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu, kepada wartawan mengemukakan, pertemuan Presiden Jokowi dengan Turnbull membahas sejumlah agenda, di antaranya mengenai rencana kunjungan Presiden RI ke Australia yang diperkirkan akan dilaksanakan bulan November mendatang.
“Ini merupakan pemenuhan dari undangan Perdana Menteri Turnbull yang sudah lama, sejak beliau datang undangannya sudah ada, dan sekarang disampaikan lagi dan Presiden menyampaikan ‘Oke kita coba di koridor bulan November, kita akan lakukan kunjungan ke sana’,” kata Retno kepada wartawan usai pertemuan Jokowi dan Turnbull, demikian rilis remi Kementrian Luar Negeri RI melaporkan.
Selanjutnya kedua pemimpin negara membahas masalah, tidak hanya terkait dengan impor sapi tetapi juga cattle breeding (peternakan sapi).
Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung
“Itu lebih berkelanjutan, tidak hanya masalah beli-membeli tetapi kemudian menjadikan ketahanan pangan kita lebih berkelanjutan,” ungkap Retno.
Adapun terkait kerja sama untuk kontra terorisme, Jokowi dan Turnbull sepakat meningkatkan kerja sama kontra terorisme. Salah satu yang dipakai tentunya adalah JCLEC (Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation).
“Kita sudah bekerjasama lama di JCLEC, ini akan ditingkatkan. Kerja sama informasi intelijen juga akan kita tingkatkan, cyber juga akan kita tingkatkan, sehingga akan ada perkuatan kerja sama untuk kontra terorisme,” jelas Retno.
Yang terakhir, lanjut Menlu, kedua pemimpin membahas masalah kerjasama di bidang maritim. Kebetulan kedua negara juga aktif di EAS (East Asia Summit) maupun di IORA (Indian-Ocean Rim Association).
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
“Tadi Presiden menyampaikan antara lain adalah di IUU (Illegal, Unreported, and Unregularted) Fishing, karena di dalam konteks IORA juga ada kerja sama dalam konteks blue economy yang juga diusung oleh Australia yang kita terus kerjasamakan,” ungkap Menlu seraya menegaskan, yang utama adalah keamanan maritim dan yang kedua adalah kemakmurannya. “Jadi keamanan maritim dan kemakmuran maritim,” tambahnya.
Tampak mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kesempatan itu adalah Menko Polhukam Wiranto, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (T/P008/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina