Presiden Jokowi Terima Kunjungan Presiden Jerman

Foto: Setkab RI

Bogor, MINA – menerima kunjungan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/6).

Kunjungan Presiden Steinmeier ke Indonesia kali ini adalah dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman.

Kunjungan juga dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan bilateral di berbagai bidang mulai dari investasi, perdagangan, transisi energi, dan kerja sama antara G20 dan G7.

Presiden RI Joko Widodo berharap peringatan hubungan yang telah terjalin sejak tahun 1952 tersebut menjadi momentum untuk memperkuat kemitraan kedua negara.

“Tahun ini kita memperingati 70 tahun pembukaan hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Ini merupakan momentum bagi Indonesia dan Jerman untuk memperkuat hubungan,” ujar Presiden Jokowi dalam pernyataan pers bersama Presiden Steinmeier usai pertemuan, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Presiden Jokowi pun menyambut baik berbagai rangkaian kegiatan yang digelar dalam rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik tersebut, termasuk Pameran Documenta Fifteen yang menghadirkan seniman asal Indonesia, Ruangrupa.

Dalam pertemuan bilateral, kedua pemimpin membahas sejumlah upaya kerja sama bilateral utamanya dalam bidang ekonomi.

Pertemuan bilateral tadi berlangsung sangat bersahabat dan produktif. Dan mengenai isu-isu bilateral kita fokus berbicara mengenai kerja sama ekonomi.

Pertama, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama di Industri 4.0 khususnya percepatan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

“Telah terdapat MoU antara Kementerian Perindustrian dengan Deutsche Messe AG dan dengan Infineon AG yang akan ditandatangani nanti sore. Selain itu, Indonesia akan menjadi partner country Hannover Messe pada tahun 2023, setelah juga berpartisipasi di pameran industri 4.0 di Hannover Messe tahun 2022 ini,” ujarnya.

Kedua, kedua pemimpin membahas peningkatan investasi Jerman di industri berteknologi tinggi, antara lain investasi di sektor kendaraan listrik dari hulu sampai hilir. Kepala Negara mengajak industri Jerman untuk mengembangkan pabrik semikonduktor dan berinvestasi di berbagai kawasan industri hijau di Indonesia.

Ketiga, Presiden Jokowi menekankan mengenai penguatan kerja sama perubahan iklim. Ia mengajak Jerman menjadi mitra Indonesia dalam mengolah potensi-potensi sumber-sumber energi baru terbarukan di Indonesia.

“Saya menghargai dukungan Jerman dalam pembangunan Green Infrastructure Initiative senilai 2,5 miliar Euro, pembangunan pusat mangrove dunia yang baru saja diresmikan beberapa hari yang lalu, kemudian integrasi transmisi hijau di Sulawesi Utara senilai 150 juta Euro, serta pilot project pengembangan energi geotermal senilai 300 juta Euro,” ujarnya.

Pada 2022 Indonesia memegang presidensi G20 sedangkan Jerman memegang presidensi G7. Jokowi pun mendorong kolaborasi antara kedua belah pihak khususnya dalam transisi energi yang menjadi prioritas bersama.

Selain kerja sama di bidang ekonomi, kedua pemimpin juga membahas isu kawasan dan global di antaranya perkembangan situasi di Ukraina dan kerja sama Indo-Pasifik.

“Secara tegas saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Untuk itu, prinsip-prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, dan budaya damai serta saling menghormati, serta semangat kerja sama perlu terus diperkuat. Saya juga mendorong penguatan kerja sama mengatasi dampak perang Ukraina, khususnya terhadap pangan dan energi,” ujar Presiden.

Menurut Jokowi, Presiden Steinmeier bukan orang baru baginya. Ia pernah bertemu di tahun 2014 di Jakarta saat Presiden Steinmeier menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Sementara itu, Presiden Steinmeier mengapresiasi adanya Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0). Lembaga pemerintah yang berada di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ini dibangun untuk membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0.

“Indonesia punya kesempatan yang unik untuk bertransformasi, karena memiliki populasi yang muda dan melek digital,” ujarnya

Ia meyakini, ketersediaan sistem pelatihan vokasi di perusahaan menjadi kunci sukses dalam upaya mempercepat transformasi digital.

Selain menghadiri Round Table Business Meeting, Presiden Steinmeier juga mengunjungi pameran industri 4.0 dan pelatihan sumber daya manusia industri 4.0 yang berlokasi di Gedung PIDI 4.0. Pameran diikuti oleh 18 industri yang merupakan mitra PIDI 4.0 dalam mewujudkan program Making Indonesia 4.0. Secara keseluruhan PIDI 4.0 memiliki 26 mitra kerja, terdiri dari 24 perusahaan dan dua universitas.

Presiden Steinmeier tiba di Indonesia melalui Bandar Udara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (15/6) sekitar pukul 19.25 WIB dan direncanakan akan berada di Indonesia selama tiga hari. Sebelum lawatan ke Indonesia, mengunjungi Singapura dari tanggal 13 hingga 15 Juni. (R/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: sajadi

Editor: Ismet Rauf

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.