Beirut, MINA – Presiden Lebanon Michel Aoun telah mengosongkan Istana Kepresidenan tanpa penerus yang menggantikannya, ketika negara yang terpecah itu berjuang untuk pulih dari krisis keuangan selama bertahun-tahun.
Berbicara kepada para pendukungnya di luar Istana Kepresidenan Baabda di Beirut pada Ahad (30/10), pemimpin Kristen berusia 89 tahun yang menjabat pada tahun 2016 tersebut mengatakan, negara Timur Tengah itu memasuki “babak baru yang membutuhkan upaya besar”, Al Jazeera melaporkan.
“Tanpa upaya ini, kita tidak dapat mengakhiri penderitaan kami. Kita tidak bisa membawa negara kami kembali berdiri. Kita tidak dapat menyelamatkan Lebanon dari lubang yang dalam ini,” katanya di depan para pendukung yang bersorak. Dia pergi sehari lebih awal dari saat mandatnya berakhir.
Parlemen Lebanon sejauh ini tidak dapat menyepakati siapa yang akan mengambil alih peran presiden, yang memiliki kekuatan untuk menandatangani RUU menjadi undang-undang, menunjuk perdana menteri baru dan formasi pemerintah sebelum mereka dipilih oleh parlemen.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Lebanon telah diperintah oleh kabinet sementara pimpinan perdana menteri yang ditunjuk, Najib Mikati, yang telah berusaha selama enam bulan untuk membentuk pemerintahan. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama