Jakarta, 19 Ramadhan 1435/17 Juli 2014 (MINA) – Dalam kesempatan memberikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (17/7), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengemukakan, Indonesia selama ini selalu mendukung perjuangan dan memberikan bantuan kemanusiaan nyata terhadap rakyat Palestina.
“Situasinya belum aman benar. Ketika Mesir menawarkan proposal gencatan senjata dan sempat diterima oleh Israel tapi belum diterima oleh Hamas, terjadi lagi serangan-serangan baru dari pihak Israel dan juga penembakan roket dari pihak Hamas, ” ujar presiden, demikian rilis pers Sekretariat Kabinet (Setkab) RI sebagaimana dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kemudian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menawarkan lagi gencatan senjata (ceasefire concept) yang disebut dengan temporary ceasefire untuk humanitarian post untuk jeda kemanusian, ini juga belum bulat seperti apa penerimaan kedua belah pihak, baik dari Israel maupun dari Hamas,” ungkap Presiden SBY.
Tapi yang jelas, menurut Presiden SBY, diplomasi kita kuat, dan Menlu, para diplomat kita bekerja terus menerus. “Saya sendiri juga mengambil bagian secara aktif untuk berbicara dengan para pemimpin dunia yang lain,” ujarnya.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Presiden menegaskan, yang menjadi sasaran Indonesia adalah serangan Israel dihentikan; gencatan senjata dilakukan; balas membalas dalam hal ini Israel melancarkan serangan udara, Hamas menyerang dengan roket, itu juga bisa diakhiri; lantas bantuan kemanusiaan jangan ditunda karena anak-anak, perempuan, masyarakat Palestina memiliki penderitaan yang luar biasa, harus dibantu.
Hingga berita ini diturunkan, menurut laporan Koresponden MINA di Gaza mengutip Dr. Ashraf Al-Qadra, Jubir Kemenkes Jalur Gaza, korban Agresi Israel hingga saat ini 227 Syahid, serta 1.685 lainnya luka luka.
Menurut Presiden SBY, Indonesia telah memberi contoh, dan contoh bantuan Indonesia pun diteruskan kepada negara-negara lain oleh Pimpinan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Gerakan Non Blok (GNB).
“Kita dijadikan contoh bukan hanya retorik, bukan hanya statement, tapi memberikan bantuan kemanusian yang riil,” tegas SBY.
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian
Ia menyebutkan, paling tidak pemerintah sudah menyumbang 1 juta dollar AS. Belum dari komunitas yang lain. “Kalau empat sasaran– 1,2,3,4– itu bisa dicapai, maka ‘peace process’ untuk berdirinya Palestina sebagai negara yang merdeka dan berdaulat segera bisa diwujudkan dengan konsep two-state solution,” papar SBY.
Indonesia terus melakukan upaya nyata dalam membantu Palestina yang terus dibombardir oleh tentara zionis yahudi baik dari Pemerintah, Legislatif, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Salah satu langkah juga diambil oleh Medical Emergency Rescue Commitee (MER-C) yang membangun Rumah Sakit Indonesia (RSI), juga Darul Qur’an Yusuf Mansur yang mendirikan Rumah Tahfidz yang kemarin rusak parah akibat hantaman rudal yang ditembakkan Israel ke bangunan yang juga sebagai tempat tinggal salah seorang relawan Indonesia, Abdillah Onim.
Presiden menegaskan, karena ini situasinya belum aman benar, maka ia dan para Menteri terkait, para Diplomat akan terus aktif untuk melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk menghentikan penderitaan saudara-saudara kita di Palestina.
Baca Juga: PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program 2025
Kontak Pemimpin Dunia
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku telah menelepon Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, Rabu (16/7) malam, guna membahas langkah-langkah diplomatik mengakhiri serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina.
Saat menghadiri Peringatan Nuzulul Qur’an 1435H/2014M, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/7) malam, Presiden SBY menyampaikan, bahwa ia baru saja menelepon Sekjen PBB itu, dan sedang mencari waktu untuk bisa berbicara dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.
Presiden SBY juga telah menelepon Presiden Iran Hassan Rouhani— dalam kapasitasnya sebagai Ketua Gerakan Non Blok. “Alhamdulillah, Presiden Rouhani sangat setuju dengan posisi Indonesia menuju perdamaian dan keamanan di jalur Gaza,” ujarnya.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
Menurut Presiden SBY, pemerintah RI juga telah melakukan langkah-langkah diplomatik melalui berbagai forum, baik melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia menyebutkan, dalam forum PBB, Indonesia telah menggalang kerjasama dengan berbagai negara sehingga terselenggara Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB pada 12 Juli 2014 lalu. Sidang Darurat itu, lanjut SBY, telah menghasilkan keputusan mendesak kedua pihak yang bertikai, untuk mencapai genjatan senjata.
Kepala Negara juga mengemukakan, ia juga telah mendengar berita dari berbagai media internasional terkait upaya Mesir, yang telah mengusulkan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
“Marilah kita berdoa, semoga kedua pihak yang bertikai dapat menerima usulan itu agar siklus kekerasan di jalur Gaza dapat segera diakhiri,” seru Kepala Negara.(T/P02/EO2)
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemprov Jambi Adakan Apel Kesapsiagaan Hadapi Bencana Hidrometeorologi