Kairo, 12 Syawal 1434/19 Agustus 2013 (MINA) – Aliansi Nasional untuk Pertahanan Legitimasi, koalisi tokoh dan partai-partai Islam pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi, menuntut penyelidikan internasional atas pembunuhan puluhan tahanan pro-Mursi Ahad pagi (18/8).
“Kami menyatakan kesedihan yang mendalam atas pembunuhan 52 tahanan anti-kudeta,” kata Aliansi.
Namun hal itu, masih belum jelas asal sumber keterangan korban tewas yang dirujuk oleh Aliansi.
Sebelumnya, sebuah sumber keamanan mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa setidaknya 37 tahanan Ikhwanul Muslimin tewas, sebagaimana yang dikutip Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Kementerian Dalam Negeri menggambarkan sebagai serangan terhadap sebuah kendaraan polisi yang membawa tahanan pro-Mursi ke penjara di Kairo Utara.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan para tahanan meninggal karena menghirup gas dan terinjak.
Aliansi Pro-Mursi menuduh pemerintah sementara dukungan militer melakukan kekerasan sistematis dan pembunuhan berdarah dingin terhadap demonstran anti-kudeta.”
Pendukung Mursi menggambarkan penggulingan Mursi sebagai “kudeta militer” oleh kekuatan tentara pada 3 Juli menyusul protes massa terhadap rezimnya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Kami menganggap pemimpin kudeta, khususnya Kepala Militer Abdel Fattah al-Sisi dan Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim bertanggung jawab atas kejahatan ini dan memimnta penyelidikan internasional dalam hal ini dan kejahatan lain yang dilakukan oleh mereka.”
Sebelumnya, Mokhtar al-Ashri, Kepala Komite Hukum Ikhwanul Muslimin di Partai Keadilan dan Kebebasan, menuduh pemerintah “melikuidasi” para tahanan.
“Kementerian Dalam Negeri dengan cara ini melikuidasi demonstran anti-kudeta,” katanya kepada kantor berita Anadolu.
Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri mengatakan sejumlah anggota Ikhwanul Muslimin, yang ditahan, mencoba melarikan diri saat dipindahkan.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situsnya, kementerian mengatakan para anggota Ikhwanul sedang dipindahkan dari pusat kota Kairo ke kompleks penjara Abu Zaabal di utara.
Kementerian juga menuduh anggota Ikhwanul menahan seorang perwira polisi, menambahkan bahwa pasukan keamanan sedang bekerja untuk membebaskannya. (T/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah