Washington, MINA – Pembentukan aliansi Amerika Serikat (AS) bersama beberapa negara dengan nama “Operasi Penjaga Kemakmuran” berujung sia-sia. Aliansi yang dibentuk untuk berperang melawan Kelompok Houthi Yaman di Laut Merah itu diprediksi akan pecah.
Demikian Analisa dari profesor hubungan internasional University of Madrid, David Hernandez dikutip dari MEMO, Rabu (27/12).
“Sebab dua negara Eropa anggota aliansi ini yaitu Italia dan Spanyol tampaknya telah menyatakan tidak mau terlibat langsung dalam memerangi kelompok Houthi Yaman,” katanya.
Gambaran pecahnya aliansi ini semakin tampak ketika negara anggota belum memberikan kontribusi atau mengizinkan AS untuk melakukan serangan ke kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Adapun kontribusi yang dimaksud diantaranya adalah pengiriman kapal perang atau hanya sekedar mengirimkan staf ke Laut Merah. Di sisi lain, Pentagon juga mengklaim bahwa aliansi ini sebenarnya beranggotakan 20 negara.
Selain memerangi Kelompok Houthi Yaman, aliansi ini diharapkan untuk dapat memastikan perdagangan di Laut Merah dapat bebas dilakukan.
Sementara, beberapa anggota sekutu AS dalam aliansi tersebut tidak mau dikaitkan dalam memerangi Houthi Yaman, menjadi cerminan keretakan yang diciptakan buntut agresi brutal Zionis Israel ke Gaza yang tidak kunjung usai.
Menurut David Hernandez, ketidak ikut sertakan beberapa negara untuk dikaitkan demi menghindari potensi kritik dari masyarakat di masing-masing negara.
Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka
“Pemerintah di negara Eropa khawatir sebagian dari penduduk akan berbalik melawan mereka,” ujar Prof. Hernandez.
Ia juga menilai masyarakat di negara Eropa semakin kritis terhadap Israel dan waspada terhadap peluang terseret ke dalam perang di Gaza.
Meskipun AS mengungkapkan ada 20 negara yang telah mendaftar untuk bergabung dalam aliansi, tetapi baru diumumkan ada 12 negara yang resmi menjadi anggota.
Sekretaris Kementerian Pertahanan AS, Mayor Patrick Ryder dalam pernyataannya pihaknya akan mengizinkan negara-negara lain, untuk membicarakan partisipasi mereka. (T/R4/P1)
Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris
Mi’raj News Agency (MINA)