PROF RONALD LUKENS BULL: INDONESIA MILIKI IDENTITAS KEISLAMAN A PEACEFULL JIHAD

seminar Nilai Positif Laskar-Laskar Ormas Islam di kantor MUI Pusat  Jakarta (Foto: Kurnia/Mina)
Seminar Nilai Positif Laskar-Laskar di kantor MUI Pusat Jakarta (Foto: Kurnia/Mina)

Jakarta, 9 Ramadhan 1436/26 Juni 2015 (MINA) – (AS), mengatakan, Indonesia memiliki identitas keber-Islaman yang disebutnya sebagai  A Peacefull Jihad.

Penilaian ini didasarkan pada peristiwa menarik yang pernah terjadi di Indonesia yang dianggapnya sebagai sesuatu yang aneh, bahkan dianggap aneh juga oleh rekan-rekannya di AS.

“Bahkan, yang heran bukan hanya umat non Muslim, tetapi juga umat Islam di Pakistan dan India,  demikian ia menulis sebuah buku yang berjudul “A Peaceful Jihad: Negotiating Identity and Modernity in Muslim Java”.

Peristiwa yang dimaksud Ronald adalah kejadian di Mojokerto pada 24 Desember 2000. “Saat itu, seorang relawan Banser Nahdatul Ulama (NU) yang bernama Riyanto meninggal dunia ketika melakukan pengamanan sebuah gereja,” kata Ronald pada seminar Nilai Positif Laskar-Laskar Ormas Islam di kantor MUI Pusat, Jakarta, Kamis (25/6).

Ronald menceritakan, Riyanto menemukan sebuah bom di Gereja Eben Haezersaat yang saat itu sedang menyelenggarakan Misa Natal. Karena keinginannya untuk menyelamatkan umat Nasrani yang sedang melakukan ibadah, Riyanto rela mempertaruhkan nyawanya. Dia-pun meninggal setelah bom yang ada dalam dekapannya meledak saat hendak dijauhkan dari lingkungan gereja.

Fakta inilah, di mana umat Islam rela mengorbankan nyawanya demi keberlangsungan ibadah umat Nasrani, yang dianggap aneh dan tidak masuk akal oleh masyarakat dunia.

Bagi Ronald, keanehan ini mengantarkan kesimpulannya bahwa inilah Indonesia!! “Kok bisa Riyanto yang beragama Islam bersedia mengorbankan nyawanya untuk umat Nasrani? Kok bisa?, bisa. Ini Indonesia!!” ungkap Ronald dengan logat bahasa Indonesia yang cukup lancar.

Kata Ronald, keberanian Riyanto yang aktivis Banser NU mempertaruhkan nyawanya tak lepas dari ideologi yang berkembang dalam tubuh Banser.

Menurutnya mampu mentransformasi diri  menjadi laskar Islam yang berideologi moderat. Banser menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) beserta pilarnya (Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika) serta paham keagamaan Ahlu Sunnah Wal jamaah (ASWAJA) sebagai identitas organisasi.

Dengan identitas ke-Indonesiaan dan ke-ASWAJA-an, membuat Banser dan pengikutnya mampu mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang damai dan toleran, termasuk menjaga dan melindungi umat agama lain, termasuk Nasrani dari gangguan-gangguan kelompok radikal. Identitas inilah yang oleh Ronald, dimaknai sebagai “A Peaceful Jihad”.

Bedah buku ditutup dengan  closing statement Kepala Badan Litbang dan Diklat, Abd. Rahman Mas’ud yang mengapresiasi diselenggarakannya kegiatan ini. Menurutnya, kerjasama antara Badan Litbang dan Diklat dengan MUI diharapkan dapat menjadi “bid’ah” baru bagi kedua lembaga yang tetap dapat dilakukan di lain kesempatan.

Selain itu, Mas’ud juga mendorong agar  umat Islam tidak alergi terhadap pandangan akademisi asing terhadap kehidupan umat Islam di Indonesia.

Hadir pula dalam seminar Nilai Positif Laskar-Laskar Ormas Islam dari sejumlah ormas Islam. Tampil sebagai pembicara Peneliti Amerika Serikat Prof. Ronald Lukens Bull, Sekjen DPP FPI Ahmad Sobri Lubis, Komandan Nasional Banser Alfa Isnaeni, dan Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia MUI Cholil Nafis. (L/P002/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0