Amsterdam, 29 Jumadil Akhir 1438/28 Maret 2017 (MINA) – Program beasiswa pendidikan dinilai strategis dalam upaya mempromosikan Islam Nusantara ke dunia. Islam Nusantara dinilai bisa menjadi contoh baik dari bentuk artikulasi pengamalan Islam secara empiris sebagai produk dialektika antara agama Islam dan budaya lokal Indonesia.
Penilaian tersebut disampaikan Kepala Seksi Pengembangan Profesi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Kementerian Agama, Adib Abdushomad saat memberikan kuliah umum di Vrije Universiteit, Amsterdam Belanda, Senin (27/3).
“Pemerintah Indonesia sedang terus berupaya memberi perhatian lebih bagaimana mempromosikan Islam Nusantara melalui pendidikan dan beasiswa luar negeri. Islam Nusantara dapat menjadi salah satu kriteria program beasiswa,” ujarnya.
Selain beasiswa, lanjutnya dalam laman Kemenag yang dikutip MINA, dukungan juga perlu diberikan kepada muslim moderat. Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan menciptakan lingkungan dan kurikulum pendidikan agama yang moderat, baik di perguruan tinggi umum maupun agama.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Muslim Indonesia harus menjadi duta muslim yang baik dalam implementasi Islam rahmatan lil alamin. Sebab, orang cenderung menilai Islam dengan muslim,” ujar pria alumni Universitas Flinders dan mantan khatib syuriah PCINU Australia.
Dalam kaitan itu, Adib menjelaskan signifikansi kebijakan Kementerian Agama yang menggulirkan program beasiswa 5000 doktor. Program yang dirilis Presiden Joko Widodo pada Desember 2014 lalu ini amat strategis dalam memperkuat muslim moderat di Indonesia.
Program tersebut juga dinilai relevan seiring keberadaan organisasi Muslim seperti NU dan Muhammadiyah yang juga berkontribusi besar dalam memperkuat moderat muslim Indonesia melalui pendidikan yang mereka kembangkan.
Ke depan, ia menilai Kemenag dan Kemendikbud perlu meningkatkan sinergi dalam mengembangkan pesantren untuk mendukung studi Islam di perguruan tinggi umum. Selain itu, penguatan jaringan dan kolaborasi semua pihak untuk mempromosikan Islam Nusantara dalam budaya, program sosial, dan pendidikan juga perlu terus digalakkan.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
Dalam memaparkan makalah bertajuk “Building Sustainable Future of Islam Nusantara Through Education”, Adib didampingi Staf Khusus Menteri Agama Hadi Rahman, Indonesianis yang juga Guru Besar Utrecht University, Karel Steenbrink, hadir pula dalam kuliah peserta sejumlah negara.
Kuliah umum itu merupakan bagian dari kegiatan Konferensi Internasional Islam Nusantara yang digelar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda. (T/R09/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru