Jayanti, Tangerang, 9 Jumadil Awwal 1438/6 Februari 2017 (MINA) – Pondok Pesantren (Ponpes) Daar El-Qolam di daerah Pasar Gintung, Kecamatan Jayanti, Tangerang, menawarkan sejumlah program pendidikan unggulan kepada para santri atau siswa, salah satunya program kelas internasional.
Direktur Ponpes Daar El-Qolam, Zahid Purna Wibawa, mengungkapkan program kelas internasional yang disebut sebagai Center For Foundation Studies itu bekerja sama dengan Management and Science University (MSU) Shah Alam, Malaysia.
Program itu memberikan kesempatan luas bagi para santri untuk melanjutkan studi ke MSU serta sekitar 97 perguruan tinggi lainnya di seluruh dunia yang sudah menjalin kerja sama dengan universitas tersebut.
Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan
“Kita buat kelas internasional yang bekerja sama dengan MSU sehingga anak-anak kami ketika lulus bisa melanjutkan ke universitas tersebut tanpa perlu ikut tes lagi,” ujarnya kepada MINA usai menerima kunjungan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr, Senin (6/2).
Ia menambahkan, tahun ini program tersebut memasuki tahun ketiga dan sudah ada sekitar 12 santri yang mengikutinya dalam dua angkatan terakhir. Di antara mereka ada yang menerima beasiswa penuh.
Salah satu pengajar atau ustaz di pesantren tersebut, Muhidin, mengatakan kegiatan belajar-menagajar di kelas internasional memakai kurikulum MSU. “Tenaga pengajar dari kita yang di-training oleh MSU,” kata Muhidin.
Santriwati Ponpes Daar El-Qolam, Sindi Tiana Harahap (15), mengaku program-program yang ditawarkan ponpes tersebut sesuai dengan harapan dan kebutuhan untuk kelanjutan studinya ke depan.
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun
“Program-programnya bagus di samping peraturan yang membuat saya menjadi pribadi yang disiplin dan berpikir maju,” kata siswi kelas 1 SMA itu saat ditemui terpisah.
Salah satu faktor yang membuat ia lebih memilih bersekolah atau menimbah ilmu di pesantren ketimbang sekolah umum adalah segi ilmu agama dan bahas asing (Inggris dan Arab) yang dinilainya unggul.
“Belajar ilmu agama dan bahasa asing lebih maksimal, khususnya dari sisi praktik, karena di sini sehari-hari kita berinteraksi dalam bahasa Arab dan Inggris saja,” ujar santriwati asal Tangerang itu.
“Kenapa suka bahasa Inggris karena cita-cita saya juga ingin menjadi dosen bahasa Inggris. Sementara ilmu agama, sebagai bekal di dunia dan akhirat, sebagai benteng. Insya Allah rencananya ingin kuliah di UGM, ambil jurusan bahasa Inggris,” paparnya.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
Hal yang sama juga diutarakan Dian Ananda, 15 tahun. Pelajar kelas 1 SMA itu mendaftarkan diri di Ponpes Daar El-Qolam karena ingin belajar bahas asing secara maksimal.
“Lulus dari sini saya ingin melanjutkan ke IPB, ambil jurusan managemen,” kata Dian.
Tohari (42), pengajar di ponpes, mengungkapkan lembaga pendidikan tempat ia mengabdi memiliki murid sekitar 1.300 orang yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. “Jumlah guru di sini sekitar 150 orang,” ujarnya. (L/R11/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia