Psikolog Rose Mini: Pola Asuh Bentuk Tingkah Laku dan Kecerdasan Anak

Jakarta, MINA – menjelaskan faktor-faktor yang harus diterapkan orangtua kepada anak-anaknya.

Masing-masing memiliki cara tersendiri untuk membesarkan anaknya, termasuk cara pola asuh. Namun, terkadang ada orang tua yang tidak menyadari pola asuh seperti apa yang sebenarnya diterapkan, padahal pola asuh adalah bagian terpenting dalam pembentukan tingkah laku dan kecerdasan anak.

“Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor nature dan nurture. Faktor nature merupakan pemberian Tuhan dan sulit untuk diubah, sementara faktor nurture merupakan faktor pengasuhan seperti nutrisi, stimulasi, pola asuh, dan lainnya,” katanya dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional yang digelar di Gedung Siwabessy Kementeriak Kesehatan, Selasa (31/7).

Menurutnya, kedua faktor inilah peran orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku cerdas pada anak.

”Perlakuan orangtua terhadap anak memberikan kontribusi yang besar sekali terhadap kompetensi sosial, emosi, dan kemampuan kecerdasan atau intelektual anak,” jelas Rose.

Ia menambahkan, terdapat empat macam bentuk pola asuh yang diterapkan oleh orangtua antara lain, yaitu uninvolved atau kurang terlibat, indulgent atau permisif, authoritative atau demokratis, dan authoritarian atau otoriter.

“Pertama, pola asuh uninvolved, hubungan antara orangtua dan anak kurang hangat, orang tua tidak banyak terlibat atau cenderung pasif terhadap kehidupan anak, dan orang tua cenderung menjaga jarak,” tambahnya.

Selain itu, orangtua juga tetap memperhatikan dan menyediakan kebutuhan dasar anak seperti makanan, pendidikan, rumah, dan lain-lain.

Sementara kedua, pola asuh indulgent, yaitu pola asuh di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak, tapi cenderung tidak mengarahkan yang jelas.

Pola asuh ketiga, authorative, yaitu pola asuh dengan membuat aturan, bersikap tegas, namun tetap fleksibel dan memberikan dukungan, serta melatih anak untuk mengatur dirinya sendiri. Keempat, pola asuh authoritarian, orangtua sangat mengontrol perilaku anak, namun tak menjaga kehangatan hubungan dengan anak.

“Keempat pola asuh ini sebenarnya dapat diterapkan secara bergantian sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Orangtua harus mampu mengenali situasi yang tepat untuk menerapkan pola asuh,” ujarnya.

Selain dengan pola asuh, untuk membentuk anak cerdas juga perlu didukung dengan gizi seimbang. Damayanti Rusli Sjarif, Divisi Nutrisis Pediatrik dan Penyakit Metabolik RSCM, dalam kesempatan yang sama menyampaikan untuk mempersiapkan anak-anak agar menjadi cerdas, tinggi, dan sehat sampai tua diawali dengan mencegah malnutrisi di 1000 hari pertama kehidupan. (R/R10/RI-1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.