Adrian Maulana : Musibah Menjadi Anugerah

Adrian Maulana (kanan) menerima penghargaan dari CEO RZ, Nur Efendi (Rahmie/MINA)

Jakarta, MINA – Publik figur dan Senior VP Schroders Indonesia, Adrian Maulana mengatakan menjadi anugerahnya kembali pada jalan kebenaran.

Diberhentikan kontrak, rugi dalam berbisnis dengan modal cukup besar dan masalah lainnya adalah pelajaran terbesar bagi Adrian.

“Sejak saat itu saya menyadari bahwa tidak ada satu insitusi yang dapat menjamin masa depan kita,” kata Adrian di acara I’m Sharing & I’m Happy yang diselenggarakan Rumah Zakat (RZ), di Jakarta.

Adrian berasal dari keluarga ulama terkemuka di Bukittinggi dan dulu kuliah di Universitas Trisakti, Jakarta. Semasa mahasiwa ia  dikenal sebagai mahasiswa yang sehari-hari sudah menggunakan mobil mewah merk BMW,

Mantan presenter dengan badan atletis di salah satu stasiun tv itu mengatakan bahwa tidak semua apa yang kita lihat indah, itu baik. Atau sebaliknya.

Ia  juga mengingatkan tidak ada lembaga atau instansi yang bisa menjamin kita, “Termasuk dunia keartisan,” tegasnya.

Adrian yang memutuskan untuk beralih profesi dari dunia hiburan dan disibukkan dunia bisnis mengatakan besarnya penghasilan bukan menjadi ukuran seseorang itu sejahtera.

Menurutnya, “Sukses belum tentu berharta”.

Dia menyesalkan banyaknya orang lebih mementingkan gaya hidup, hingga pada akhirnya membuat sengsara. Karenanya dia menghimbau agar masyarakat ‘melek’ finansial.

“Catat apa yang kita perlukan dan butuhkan, tunda keinginan untuk memenuhi gengsi,” tutup Adrian.

Dalam acara ini, Adrian Maulana menerima penghargaan dari Rumah Zakat, (L/P3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)