Puluhan Pemukim Yahudi Kembali Serbu Al‐Aqsa dengan Kawalan Polisi

Yerusalem, MINA – Puluhan menyerbu Masjid Al-Aqsa pada Rabu (9/10) pagi melalui pintu Al-Maghribi, dengan penjagaan ketat polisi pendudukan Israel, untuk merayakan apa yang disebut sebagai “Hari Raya Yom Kippur” Yahudi.

Polisi pendudukan Israel membuka pintu Al-Maghribi pada pukul tujuh waktu setempat dan mengerahkan anggota keamanan serta unit-unit khusus di halaman Masjid Al-Aqsa dan di gerbang-gerbang luarnya, di tengah pembatasan ketat yang diberlakukan untuk mencegah masuknya orang-orang Palestina ke masjid .

Dikutip dari media Palestina, Safa, Polisi Israel juga telah memperketat keamanan mereka di kota Yerusalem yang diduduki, untuk mengamankan kedatangan pemukim Yahudi bersama pasukan militer mereka.

Polisi juga menutup banyak jalan dan pintu masuk barat ke kota Issawiya, yang terus menerus mengalami tindakan pelecehan oleh otoritas Israel, yang menyebabkan terganggunya kehidupan warga.

Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan, bahwa lebih dari 70 pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsa, kebanyakan dari mereka berseragam putih dan mengorganisir tur provokatif di halamannya, dan menerima penjelasan tentang dugaan “Kuil” oleh pemandu dan rabi Yahudi.

Dia menjelaskan, bahwa polisi Israel memaksa penjaga Al-Aqsa untuk menjauh dari para pemukim selama serbuan itu, khawatir terjadi gangguan saat melakukab ritual dan ibadah Talmud di masjid.

Polisi Israel memberlakukan pembatasan ketat bagi masuknya orang-orang Palestina dari Yerusalem kedalam Masjid Al-Aqsa yang diduduki, dan memeriksa identitas pria dan wanita muda, dan menahan beberapa di gerbang.

Sementara itu terpisah, sebuah regu polisi Israel pada pagi itu juga, menyerbu gerbang Ar-Rohmah timur Aqsa, dan mengotori dengan sepatunya, dan mereka merekam aktifitas kegiatan di semua sudut kapel.

Serangan dan tindakan Israel ini mengungkapkan adanya seruan terhadap ekstremis Yahudi dengan apa yang disebut “organisasi kuil” untuk melakukan serbuan besar-besaran ke Masjid Al-Aqsa selama liburan Yahudi.

Sebelumnya, pada malam Yom Kippur, 308 pemukim Yahudi menyerbu masjid Al-Aqsa di pagi dan sore hari, termasuk Menteri Pertanian Uri Ariel dan MK ultra-ortodoks MK Yehuda Glick.

Pasukan pendudukan Israel, polisi dan personel intelijen dikerahkan di kawasan Al-Aqsa selama berlangsungnya serbuan.

Intelijen Israel menangkap dua jurnalis yang hadir di Al-Aqsa. Jurnalis yang diketahui bernama Maysa Abu-Ghazaleh dan Sondos Aweys dibawa dan diinterogasi di kantor polisi di Al-Qeshleh di Yerusalem Tua dengan tuduhan “mengganggu ketertiban umum dengan memfilmkan para pemukim yang memasuki Al-Aqsa.”

Anggota komite tindak lanjut di kota Issawiya Mohammed Abu al-Homs mengatakan, bahwa pasukan pendudukan Israel menempatkan blok beton di pintu masuk barat kota, yang berdampak menambah penderitaan penduduk, terutama mahasiswa, dan memaksa mereka mengambil jalan pintas untuk mencapai universitas mereka, dan menyebabkan krisis di jalan-jalan kota.

Dia menjelaskan bahwa penutupan itu adalah salah satu tindakan sewenang-wenang yang diadopsi oleh pasukan pendudukan terhadap penduduknya, dan membuktikan bahwa orang-orang Palestina hadir, dan menghambat gerakan mereka pada acara-acara keagamaan.

Dia menambahkan bahwa langkah itu mengharuskan Palestina untuk berpartisipasi dalam liburan mereka, dan menekankan bahwa kota Yerusalem terpisah dan tidak bersatu seperti yang mereka klaim, dan bukti dari ini adalah adanya kubus di pintu masuk ke desa-desa Palestina.

Para pemukim dan petugas polisi Israel baru-baru ini meningkatkan serangan dan penodaan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa, menyerang para penjaga dan pengawalnya, dan memindahkan puluhan dari mereka dari masjid untuk masa yang berbeda-beda. (T/B05/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments are closed.