Puluhan Ribu Pengunjuk Rasa Gelar Aksi Protes Kekerasan Senjata di AS

Washington, MINA – Ribuan pengunjuk rasa telah berunjuk rasa menentang kekerasan senjata di kota-kota di seluruh Amerika Serikat, menyusul penembakan massal baru-baru ini di Uvalde, Texas, dan Buffalo, New York.

Para pengunjuk rasa pada Sabtu (11/6) melakukan lebih dari 450 aksi unjuk rasa secara nasional, dengan pertemuan terbesar berlangsung di Washington, D.C, Press TV melaporkan.

Demonstrasi diorganisir oleh March for Our Lives (MFOL), gerakan politik yang diciptakan oleh siswa yang selamat dari penembakan massal di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, pada 2018.

Para pengunjuk rasa menyerukan undang-undang federal untuk membatasi penggunaan senjata gaya militer dan banyak yang bersumpah untuk melawan kelambanan dalam pemungutan suara.

Protes hari Sabtu adalah sekuel dari pembantaian bulan lalu di sebuah sekolah dasar Texas.

Pada 24 Mei, 19 siswa dan dua guru ditembak mati di Sekolah Dasar Robb oleh seorang pria bersenjata di Uvalde, Texas, 10 hari setelah penembakan massal di sebuah toko di Buffalo, New York, yang menewaskan 10 orang.

Polisi mengatakan pria bersenjata itu, yang diidentifikasi bernama Salvador Ramos yang berusia 18 tahun, memasuki sekolah dengan senapan semi-otomatis AR-15 setelah menembak neneknya yang kemudian selamat.

Lebih dari 45.000 orang terbunuh oleh kekerasan senjata di Amerika Serikat tahun lalu, naik dari 43.671 pada tahun 2020 dan 39.581 pada 2019, menurut data FBI.

David Hogg, yang membantu mengorganisir gerakan MFOL setelah selamat dari penembakan di Parkland, mengatakan kepada orang banyak di Washington bahwa “semua orang Amerika memiliki hak untuk tidak ditembak, hak atas keselamatan.”

“Jika pemerintah kita tidak dapat melakukan apa pun untuk menghentikan 19 anak dibunuh dan dibantai di sekolah mereka sendiri, dan dipenggal kepalanya, inilah saatnya untuk mengubah siapa yang ada di pemerintahan. Saat kita berkumpul di sini hari ini, penembak berikutnya sudah merencanakan serangannya, sementara pemerintah federal berpura-pura tidak bisa melakukan apa pun untuk menghentikannya. Sejak penembakan di Texas, Senat hanya melakukan satu hal: mereka sedang istirahat,” kata Hogg.

Di antara kebijakan lainnya, MFOL telah menyerukan larangan senjata serbu, pemeriksaan latar belakang universal bagi mereka yang mencoba membeli senjata dan sistem lisensi nasional, yang akan mendaftarkan pemilik senjata. (T/RI-1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.